Kita harus berpikir bahwa IKN Nusantara ini Indonesia sentris, tidak boleh lagi Jawa sentris dan juga tidak boleh Kalimantan sentris ...
Jakarta (ANTARA) - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terus mengalami peningkatan persentase yang berkelanjutan. Kini capaiannya menyentuh 71,47 persen untuk tahap I secara keseluruhan.

Sejumlah pembangunan infrastruktur pada tahap I mencakup Istana Presiden dan lapangan upacara yang mencapai 54,07 persen, Sumbu Kebangsaan fase 1 sebesar 97,61 persen, dan Bendungan Sepaku Semoi mencapai 100 persen.

Berdasarkan data Otorita IKN (OIKN) per Januari 2024, sudah disepakati empat tahapan groundbreaking beserta nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan ibu kota baru Indonesia pada tahap pembangunan awal.

Groundbreaking 1 dilakukan pada 21--22 September 2023 dengan nilai investasi Rp22,90 triliun guna membangun hotel, rumah sakit, pelatihan sepak bola internasional, dan bangunan multifungsi.

Memasuki 1--2 November 2023, Pemerintah melakukan groundbreaking 2 dengan total dana Rp15,57 triliun untuk mendirikan rumah sakit, sekolah, bandara, pembangkit listrik tenaga surya, bank sentral, kantor pusat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, serta bangunan multi fungsi.

Untuk groundbreaking ke-3 pada 20-21 Desember 2023, sejumlah infrastruktur yang hendak dibangun dengan nilai investasi Rp4,78 triliun mencakup miniatur hutan tropis, layanan transportasi hijau, kantor polres khusus IKN, penghijauan dan rehabilitasi, rumah sakit, kantor komando distrik militer, serta bangunan multifungsi.

Terakhir, Pemerintah melakukan groundbreaking ke-4 pada 17 Januari 2024 dengan nilai investasi Rp4,26 triliun untuk menyiapkan gudang logistik, studio Radio Republik Indonesia (RRI), kantor otorita IKN, pergudangan, pesantren hijau, kantor pusat Lembaga Penjamin Simpangan (LPS), masjid negara, beranda Nusantara, taman peringatan, dan hotel.

Jika dijumlahkan, groundbreaking di IKN senilai Rp47,5 triliun yang berasal dari investasi publik maupun swasta. Karena itu, apabila ada yang mengatakan tidak ada investor menanamkan modal di IKN, maka pernyataan tersebut tak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Kepala OIKN Bambang Susantono memastikan bahwa proses pembangunan ibu kota baru Indonesia sedang berlangsung, dan dapat dikunjungi oleh masyarakat yang menginginkan melihat capaian progres tersebut. Namun, tetap ada aturan pembatasan jumlah pengunjung yang hendak melihat pembangunan IKN guna menghindari kecelakaan kerja, dan perlu pula adanya penyesuaian jadwal sehingga para pekerja dapat mengejar target pembangunan sesuai waktu yang ditentukan.

“Banyak yang selalu menanyakan, jadi apa enggak sih (IKN)? Saya selalu bilang bahwa seeing is believing, silakan datang ke sini lihat. Di belakang saya, misalnya, itu adalah Istana (Negara), itu sudah lebih dari 50 persen gitu, dan mudah-mudahan nanti pada 17 Agustus 2024 sudah siap di depan istana itu nanti kita upacara, insya Allah,” ujarnya.


Livable dan lovable

IKN dibangun berlandaskan konsep smart and forest city yang disiapkan untuk menjawab tantangan permasalahan pada masa depan sehingga dapat menunjang berbagai kebutuhan masyarakat dengan keberadaan ibu kota layak huni (livable) dan dicintai (lovable).

Apa yang dimaksud kota cerdas adalah ketersediaan konektivitas teknologi informasi sebesar 100 persen secara digital guna memudahkan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja, mengakses layanan, hingga berbisnis.

Smart itu adalah bagaimana kita mengelola kota secara teknologi-teknologi yang terakhir dan itu kita lakukan benar-benar dengan standar-standar internasional. Jadi nggak cuma koneksi digitalnya saja, tapi bagaimana kita nanti ngurus, misalnya A sampai Z yang biasanya urus di kelurahan, tidak perlu keluar (urus di kelurahan), pakai apps saja. Jadi hal-hal yang berhubungan, misalnya dengan telemedicine untuk kita berobat ataupun pesan obat segala macam itu bisa dilakukan semua di dalam tangan kita,” kata Bambang.

Ada sejumlah program yang menjadi upaya aktualisasi menciptakan smart and forest city di IKN.

Misalnya, pemerintah memperkenalkan sebuah program bernama “Work from IKN” guna memberikan pengenalan serta pengalaman kepada aparatur sipil negara (ASN) untuk merasakan bekerja langsung dari IKN, sembari menikmati pemandangan hijau dengan kadar polusi yang rendah. Dengan begitu, mereka dapat menyaksikan secara langsung perkembangan pembangunan IKN, dan menjadi salah satu cara beradaptasi serta menyiapkan diri untuk perpindahan ke kota tersebut.

Di samping itu, warga negara non-ASN turut dapat menikmati layanan program pelatihan Coding Mum, Coding Difabel, dan Solar Mum untuk para ibu, remaja perempuan, dan penyandang disabilitas. Program ini diadakan guna mendukung Visi Nusantara sebagai “Kota Dunia untuk Semua”, serta memberikan perspektif digital dari teknologi, serta meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan energi dan pengembangan bisnis lokal.

Sebagai contoh, para ibu rumah tangga akan diajari membuat laman atau website agar bisa berjualan kue atau cindera mata yang dilakukan secara digital. Sehingga, diharapkan memberi manfaat untuk keluarga dan masyarakat agar IKN menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi dan pembangunan Indonesia di masa depan.

Adapun aktualisasi dari konsep forest city ialah adanya usaha reforestasi untuk pemulihan ekosistem hutan guna menghindari potensi kerusakan lingkungan dalam proses pembangunan IKN. Nantinya, pembangunan infrastruktur fisik IKN hanya 25 persen, dan sisanya tetap menjadi kawasan hutan produksi.

Bambang melaporkan terdapat berbagai elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari reforestasi, mulai dari Katadata Indonesia, Jejakin, dan benih.com. Upaya tersebut hasil kolaborasi "Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara", yakni aksi bersama berupa penanaman dan perawatan pohon serta pemberdayaan masyarakat sekitar. Dalam melancarkan aksi ini, pemerintah sudah meresmikan Persemaian Mentawir yang dipersiapkan untuk menghijaukan kawasan IKN Nusantara dengan total kapasitas 15--20 juta pohon per tahun.

Pengejewantahan konsep Green Sustainable Forest City di IKN dilandasi tiga peta jalan. Pertama, peta jalan untuk perubahan iklim dengan standar internasional yang telah diluncurkan dalam pertemuan "Conference of the Parties 28 (COP-28)" di Dubai pada akhir tahun 2023. Banyak organisasi dunia yang akan membantu tujuan pemerintah untuk mencapai netral karbon di IKN pada 2045.

Kedua, peta jalan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bakal diluncurkan dalam kegiatan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) pada Februari 2024 di Bangkok, Thailand. Isi dari peta jalan itu adalah usaha-usaha untuk mencapai sejumlah target SDGs hingga 2030 dan seterusnya, seperti bagaimana mewujudkan pemberdayaan perempuan atau menciptakan kota ramah anak di IKN.

Terakhir, peta jalan tentang keanekaragaman hayati (kehati) bakal diluncurkan pada bulan Maret 2024 seiring agenda International Forest Day guna memonitor perkembangan kehati setiap tahun.

Seiring berikhtiar menciptakan smart and forest city, Pemerintah memastikan akan menghargai kearifan lokal di IKN. Misalnya, mengadakan berbagai pertunjukan kesenian dari budaya lokal maupun kultur yang dibawa oleh para transmigran dari Jawa yang sudah lama tinggal di Kalimantan, hingga menyediakan program desa wisata dan homestay untuk mencicipi makanan lokal.

“Kita harus berpikir bahwa IKN Nusantara ini Indonesia sentris, tidak boleh lagi Jawa sentris dan juga tidak boleh Kalimantan sentris, tetapi kita ingin mengangkat juga budaya lokal ke dalam berbagai hal, di mana keseharian kita juga nanti akan diwarnai,” ungkap Kepala OIKN.

Keberlangsungan pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur kini terus dilanjutkan. Simbol kemajuan Indonesia sedang dipersiapkan dengan seluruh daya upaya, agar hasil yang diperoleh benar-benar berguna dalam mewujudkan Generasi Emas 2045.


 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024