Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan meminta Australia untuk meningkatkan perdagangan, khususnya impor produk dari Indonesia dan investasi yang lebih luas di negeri ini. "Kami ingin membuat payung kerjasama yang lebih komprehensif untuk meningkatkan perdagangan dan investasi Indonesia - Australia," kata Mendag Mari E Pangestu di Jakarta, Senin, menanggapi tujuan lawatannya ke beberapa kota di Australia dalam lima hari ke depan. Dikatakannya, saat ini perdagangan kedua negara masih dibawah potensinya, terutama laju pertumbuhan ekspor Indonesia ke Australia masih lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan ekspor Australia ke Indonesia. "Pertumbuhannya masih dibawah potensi, ini bisa ditingkatkan lagi. Kalau nggak salah (pertumbuhan ekspor ke Australia) hanya 7-8 persen. Sedangkan impor kita dari dia (Australia) pertumbuhannya relatif lebih tinggi," ujar Mari. Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga menginginkan agar Australia meningkatkan dan memperluas investasinya di Indonesia. "Selama ini mereka (Pengusaha Australia) lebih banyak masuk ke sektor pertambangan. Kita harapkan mereka masuk di luar sektor pertambangan. Mereka juga bisa masuk ke agro industri," kata Mari. Ia melihat Australia memiliki kemampuan yang handal dan pengalaman di bidang agro industri, apalagi selama ini juga Indonesia mengimpor bibit "cattle" (ternak lembu) dari negara itu. Mari juga melihat Australia memiliki pabrik gula yang efisien. "Kami akan ke Brisbane (Queensland), produksi gula banyak di situ. Kami ingin tahu seperti apa," katanya. Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga ingin mempelajari dan menjajaki kemungkinan Australia investasi di industri garam, karena selama ini kualitas dan kandungan yodium dalam garam produksi Indonesia masih rendah. Rencana Mendag akan berada di Australia selama pekan ini dan mengunjungi sejumlah kota seperti Canberra, Brisbane, serta Melbourne.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006