Ambon (ANTARA) - Personel Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku mengawal logistik pemilu dengan berjalan kaki sejauh 20 kilometer dan menyeberangi sungai untuk mencapai tempat pemungutan suara di daerah terpencil.

Pengamanan logistik pemilu di daerah terpencil ini memang membutuhkan pengawalan ekstra keras yang dialami aparat Polri dan TNI di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten SBB.

“Mereka mengawal distribusi puluhan kotak suara dan perlengkapan TPS lainnya di empat desa. Yaitu Desa Sumieth Pasinaro, Abio Ahiolo, Watui dan Huku Kecil SBB,” kata Kapolres SBB AKBP. Dannie Andreas Dharmawan, di Ambon, Selasa.

Pendistribusian logistik pemilu di desa-desa pedalaman tersebut membutuhkan perjuangan yang tidak main-main. Mereka harus bekerja keras karena akses jalan kendaraan belum tersedia.

Distribusi puluhan logistik juga menggunakan mobil pikap yang harus berhenti di sungai. Aparat keamanan dan penyelenggara kemudian berjalan kaki masuk hutan, serta menapak perbukitan sambil memikul logistik sejauh 20 kilometer.

“Mereka dibantu warga dan harus berenang menyeberangi sungai. Tidak hanya keselamatan diri yang dijaga, namun aparat keamanan juga wajib memastikan logistik pemilu aman atau tidak rusak,” ujarnya.

Logistik pemilu yang digeser dari kantor kecamatan di antaranya untuk Desa Sumieth Pasinaro yakni satu TPS, 5 Kotak Suara, satu kantong plastik berisi logistik lainnya, Desa Abio Ahiolo, tiga TPS, 15 kotak suara, dan tiga kantong plastik berisi logistik lainnya, Desa Watui, satu TPS, 5 kotak suara, satu kantong plastik berisi logistik lainnya dan Desa Huku Kecil, satu TPS, 5 kotak suara, dan 21 kantong plastik berisi logistik lainnya.

"Logistik-logistik pemilu yang dikawal ke wilayah pegunungan tersebut telah sampai dengan aman dan selamat berkat perjuangan personel dan warga tentunya," ucap Dannie.

Baca juga: BPBD: BMKG prediksi cuaca di Mataram normal saat pemungutan suara
Baca juga: Polresta Bandung terjunkan 2.400 personel gabungan untuk amankan TPS


Pewarta: Winda Herman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024