Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan proyeksi pertumbuhan industri di sektor ritel (riil) akan sama dengan pertumbuhan di pasar uang usai Pemilu 2024.

  Ketua Kelompok Riset Knowledge Based Economy Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Bahtiar Rifai menyampaikan, pertumbuhan di dua sektor tersebut akan sangat bergantung pada regulasi dan kebijakan yang diterapkan oleh para pemenang pemilu.

  "Tergantung pada siapa yang terpilih, dan pilpres satu putaran dan dua putaran itu akan sangat menentukan," katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

  Ia mengatakan para pelaku usaha di sektor riil akan menunggu kebijakan yang hendak diterapkan oleh paslon pemenang, serta akan menagih janji kampanye yang sebelumnya diungkapkan khususnya janji yang terkait perekonomian.

  Selain itu Bahtiar menilai apabila pilpres berlangsung menjadi dua putaran, hal ini akan membuat para pelaku usaha menunggu lebih lama soal regulasi yang hendak diterapkan, karena menurutnya di situasi tersebut akan terbentuk koalisi baru.

  "Akan berbeda pada saat pilpres itu dua putaran yang memungkinkan terjadinya koalisi, terjadinya kompromi-kompromi politik, ini akan berbeda lagi. Artinya uncertainty-nya atau ketidakpastiannya akan cenderung menunggu, pelaku usaha akan semakin cenderung menunggu pada saat ada pilpres dua putaran," ujarnya.

  Sebelumnya ia menyampaikan pesta demokrasi Pemilu 2024 bisa meningkatkan transaksi di sektor ritel (riil) hingga 5 persen.

  Proyeksi tersebut didapatkannya melihat dari rekam jejak empat pemilu sebelumnya yakni pada tahun 2004, 2009, 2014, serta 2019 yang memperlihatkan bahwa kondisi transaksi di sektor riil mengalami pelambatan pada masa sebelum pemilu, namun dua bulan menjelang pemungutan suara dirinya mengatakan bahwa kegiatan transaksi sektor ritel terus mengalami peningkatan.

  "Prediksinya antara sekitar 4-5 persen sampai dengan hari pencoblosan, dan peningkatan tersebut terjadi terutama di sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan pemilu," kata Bahtiar  

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024