Peningkatan jumlah penduduk lansia ini dapat memberikan dampak positif, sekaligus menjadi tantangan
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan orientasi pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi lanjut usia (lansia) untuk mewujudkan penduduk usia tua yang tangguh dan produktif.

"Terkait PJP sebagai proses pemberian bantuan lansia dalam kondisi tidak mampu merawat diri sendiri, dengan pertumbuhan lansia yang terus bertambah maka dibutuhkan perhatian dari semua sektor untuk meningkatkan kepedulian terhadap kualitas hidup lansia," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia memaparkan kondisi penduduk lansia dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 sudah di angka 11,75 persen, naik 1,27 persen dibandingkan tahun 2022 yaitu 10,48 persen.

Baca juga: Merawat jiwa raga dengan tetap produktif di usia senja

"Peningkatan jumlah penduduk lansia ini dapat memberikan dampak positif, sekaligus menjadi tantangan. Positif apabila lansia-lansia kita berada dalam kondisi yang cerdas, sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat. Apabila terjadi sebaliknya, akan menjadi tantangan," ujarnya. 

Ia menyebutkan saat ini sudah semakin banyak provinsi yang memasuki masa penuaan penduduk. Hal tersebut tidak bisa dilupakan dan perlu menjadi perhatian, karena jika dimanfaatkan dengan baik, maka akan mewujudkan bonus demografi tahap kedua dimana Indonesia memiliki lansia-lansia yang tangguh.

"Kita yang belum atau akan memasuki usia lansia perlu meningkatkan kepedulian terhadap para penduduk yang memasuki usia lansia, karena kita juga akan memasuki usia lansia. Ada ungkapan bahwa lansia itu sesungguhnya kelompok yang masuk di usia terindah," tuturnya.

Baca juga: Kepala BKKBN: Rawat lansia agar produktif hadapi bonus demografi

Berdasarkan data BPS tahun 2023, kata dia, rata-rata penduduk lansia pendidikannya di angka 8,77 tahun, artinya rata-rata tidak sampai tamat SMP.

"Untuk itu kita harus melakukan langkah-langkah kebijakan dan perlakuan khusus terhadap lansia agar tetap tangguh," ucap Nopian.

Menurutnya, pendampingan PJP perlu dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di Indonesia.

"Tantangan utama saat ini terkait bagaimana meningkatkan kualitas hidup lansia, mengingat bertambahnya usia umumnya disertai dengan penurunan kapabilitas fisik dan diiringi bertambahnya penyakit degeneratif dan disabilitas yang meningkatkan kebutuhan pendampingan dan perawatan jangka panjang bagi lansia," kata Nopian.

Baca juga: HLUN 2023, BKKBN serukan bentuk lansia bermartabat dan produktif

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024