Aceh ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Apalagi QRIS sekarang sudah antar negara, sehingga memberi kemudahan bagi wisatawan berbelanja di Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Aceh menargetkan 10 juta transaksi layanan transaksi non tunai Quick Response Code Indonesiaan Standar (QRIS) selama 2024, sebagai upaya akselerasi penerapan digitalisasi di provinsi paling barat Indonesia itu.

Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto, di Banda Aceh, Kamis, mengatakan QRIS terbukti memberi layanan transaksi non tunai yang mudah dan cepat, sehingga pihaknya terus melakukan akselerasi digitalisasi, khususnya QRIS di Tanah Rencong itu.

“Karena ini memberi kecepatan, efisien, dan memudahkan masyarakat,” kata Rony Widijarto.

Apalagi, lanjut dia, Aceh merupakan daerah destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Oleh karenanya, dengan adanya layanan QRIS, maka akan sangat membantu dan mempermudah turis untuk melakukan transaksi.

“Aceh ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Apalagi QRIS sekarang sudah antar negara, sehingga memberi kemudahan bagi wisatawan berbelanja di Aceh,” ujarnya.

Ia menambahkan, BI optimistis target 10 juta transaksi QRIS akan tercapai. Apalagi pada tahun ini penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI akan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah.

Tentu, lanjut Rony, perhelatan akbar ajang olahraga level nasional ini akan memberi peningkatan pada transaksi QRIS, lantaran Aceh bakal dikunjungi banyak orang sebagai peserta lomba, ofisial, dan juga para pendukung.

“Memang yang pertama sekali kita lakukan peningkatan penggunaan QRIS ini di Banda Aceh, karena secara infrastruktur sudah memadai dan lebih siap,” ujarnya.

Di samping itu, kata Rony, ia optimistis target tersebut akan tercapai, lantaran Bank Indonesia Aceh juga telah memiliki rekam jejak yang baik terhadap transaksi QRIS selama setahun terakhir, yaitu mencapai 6,1 juta transaksi pada 2023.

Transaksi tersebut merupakan kontribusi dari 139 ribu pedagang (merchant) dengan jumlah 513 ribu pengguna QRIS di Aceh, serta total nominal transaksi tersebut mencapai Rp541,8 miliar.

Tahun lalu, Bank Indonesia juga telah melakukan peluncuran awal kawasan digital Masjid Raya Baiturrahman. Hal ini dilakukan juga sebagai bentuk dalam upaya akselerasi peningkatan penggunaan digitalisasi daerah berjulukan Serambi Mekkah itu.

“Maka menurut kami kawasan digital menjadi penting, Masjid Raya Baiturrahman ini menjadi simbol semangat Aceh, dengan sejarah dan cerita yang luar biasa,” ujarnya.

Pada 2024, Bank Indonesia akan melaksanakan berbagai program sebagai upaya akselerasi digitalisasi di Aceh, seperti Meugah Festival sebagai awal dari Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).

Kemudian pekan QRIS nasional, UMKM warung kopi siap QRIS, QRIS goes to campus, pasar siap QRIS, program bayar pajak dan retribusi dengan QRIS, sidak QRIS, QRIS day, dan berbagai lainnya.

Baca juga: BI: Kemandirian fiskal penting bagi kemajuan ekonomi Aceh

Baca juga: BI jadikan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebagai kawasan digital

Baca juga: BI sebut PON Aceh 2024 jadi momentum akselerasi digitalisasi daerah

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024