Petenis Italia berusia 22 tahun, yang tidak terkalahkan tahun ini, menunjukkan performanya seperti saat meraih kemenangan di Melbourne, memimpin 3-0 pada set pertama.
Monfils, berusia 37 tahun, yang mendapatkan wild card, menghibur penonton dengan beberapa pukulan pengembalian bola yang menjadi ciri khasnya dan sesekali melakukan pukulan tipuan tetapi Sinner tetap konsisten untuk mengambil set pertama dengan 6-3.
Namun petenis Prancis, yang kini berada di peringkat 70 dunia, itu membalikkan keadaan pada set kedua, menyenangkan penonton Rotterdam yang melihatnya memenangi gelar berturut-turut pada 2019 dan 2020.
Baca juga: Juara Australian Open Sinner berambisi capai peringkat satu dunia
Dengan cerdik memadukan pukulan forehand yang keras dan drop shot yang tepat, ia mengganggu ritme Sinner, menutup set kedua dengan skor 6-3.
Namun, Monfils melakukan servis yang buruk di set penentuan, penuh kesalahan sendiri dan kesalahan ganda, mengembalikan dominasi ke tangan Sinner, yang kembali unggul 3-0.
Tekanan tak henti-hentinya dari Sinner membuahkan hasil dan petenis peringkat empat dunia itu akhirnya mematahkan perlawanan Monfils, menyelesaikan set ketiga dengan skor 6-3.
"Selalu sulit bermain melawan dia. Dia menang dua kali di sini, jadi dia tahu cara bermain di sini," kata Sinner, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Saya sangat senang. Saya sedikit kesulitan, saya tidak memiliki banyak ritme."
"Tetapi dalam pertandingan seperti ini Anda belajar banyak. Ini memberi saya kepercayaan diri untuk pertandingan berikutnya," ujar Sinner yang akan melawan petenis Kanada Milos Raonic.
Baca juga: Ketenangan jadi kunci Sinner raih Grand Slam perdananya
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024
