Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan aktivitas megathrust batuan lempeng laut telah menimbulkan gempa tektonik di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh pada Jumat sore.

"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas megathrust," kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Hendro Nugroho dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan aktivitas megathrust disebabkan penumpukan tekanan di sepanjang batas lempeng laut dan kemudian ketika tekanan ini dilepaskan, lempeng-lempeng tersebut tiba-tiba bergerak sehingga menyebabkan gempa bumi.

Berdasarkan analisis BMKG, episenter gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,4 tersebut berlokasi di laut pada jarak 21 kilometer tenggara Kabupaten Aceh Singkil di kedalaman 31 kilometer.

Gempa berdampak dan dirasakan di Kabupaten Aceh Singkil dengan skala intensitas III-IV MMI atau pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.

Baca juga: BMKG: gempa tektonik magnitudo 4,6 guncang Blitar

Getaran gempa juga dirasakan masyarakat di Kota Subulussalam dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, seakan-akan ada truk berlalu.

Namun, ia memastikan hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.

Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik pada koordinat 2,15 derajat LU - 97,85 derajat BT tenggara Aceh Singkil tersebut, tidak berpotensi tsunami.

"Hasil monitoring pun sampai dengan pukul 15.38 WIB menunjukkan bahwa belum ada kejadian gempa bumi susulan," kata dia.

BMKG mengimbau masyarakat setempat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, Hendro mengharapkan, masyarakat memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan supaya aman dari potensi runtuhnya bangunan diakibatkan gempa.

Baca juga: Badan Geologi: Sesar Meratus pemicu gempa Banjar tergolong sesar aktif
Baca juga: Gempa Kalsel, SDN di Banjarmasin sempat belajar di luar gedung
Baca juga: BMKG: Getaran gempa di Kalsel dirasakan sampai Kalteng

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024