"Selama pembicaraan itu, kami sepakat mengembangkan hubungan dalam berbagai bidang politik, ekonomi, budaya, industri, dan pertanian," ujar al-Sisi dalam sebuah konferensi pers gabungan bersama Presiden Lula da Silva.
Dalam pertemuan dalam rangka peringatan 100 tahun hubungan diplomatik Brasil-Mesir, Presiden Abdel-Fattah al-SIsi juga menekankan pentingnya gencatan di Jalur Gaza hingga perlindungan bagi warga sipil.
"Kami juga menyepakati pentingnya mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza, pembebasan para sandera dan tahanan, serta pengiriman bantuan sebanyak mungkin ke Jalur Gaza untuk melindungi kehidupan warga sipil," tutur Presiden Mesir.
Perlintasan perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza telah menjadi jalur penyelamat utama untuk menyalurkan pasokan bantuan ke wilayah kantong itu sejak Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza pada Oktober tahun lalu
Presiden Lula da Silva pun memuji peran Mesir dalam memfasilitasi evakuasi dan pemulangan yang aman bagi sekitar 2.000 warga Brasil dari Gaza yang terkepung melalui perlintasan Rafah.
Kedua kepala negara juga menyatakan dukungan mereka terhadap berdirinya negara Palestina yang merdeka untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Lula menuturkan bahwa dalam pembicaraannya dengan presiden Mesir tersebut, mereka membahas peningkatan hubungan antara kedua negara ke level kemitraan strategis, dan menggenjot pertukaran perdagangan mereka yang saat ini bernilai sekitar 2 miliar dolar AS per tahun.
Mengomentari keanggotaan baru Mesir di blok BRICS di mana Brasil merupakan salah satu pendirinya, Lula mengatakan mereka akan berupaya mereformasi tata kelola internasional dan membangun perdamaian dalam kerangka kerja BRICS, sembari menyerukan terwujudnya dunia yang multilateral dengan peluang pembangunan yang adil bagi negara-negara berkembang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024