Seoul (ANTARA) - Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik pada Jumat menyerukan hukuman yang keras terhadap setiap provokasi yang Korea Utara lakukan di selatan perbatasan laut dan darat.

“Jika musuh melakukan provokasi di selatan Garis Demarkasi Militer dan Garis Batas Utara, segera hukum mereka dengan tegas, tegas dan sampai akhir, dan hancurkan sepenuhnya kekuatan yang melakukan provokasi dan kekuatan pendukungnya,” katanya seperti dilaporkan Yonhap.

Pernyataan tersebut disampaikan Menhan Shin dalam kunjungannya ke Komando Angkatan Darat Korea Selatan di tengah ketegangan akibat uji senjata termasuk rudal jelajah Pyongyang yang terus berlanjut dan retorika yang semakin keras.

Angkatan Darat tersebut bertugas mengawasi operasi garis depan sejak dua hari setelah Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya dalam peluncuran kelima tahun ini pada Rabu (14/2).

Dalam kunjungannya ke Komando Operasi Darat di Yongin, selatan Seoul itu, Shin juga mengatakan bahwa Korea Utara sengaja menciptakan suasana perang untuk memperkuat solidaritas internal dan menabur perpecahan di Korea Selatan.

Ia menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi uji coba rudal “permukaan-ke-laut” yang baru dan menyerukan penggunaan kekuatan terhadap kapal-kapal Korea Selatan yang melanggar perairannya.

Tak hanya itu, Kim Jong-un juga mengklaim bahwa Garis Batas Utara, yang secara de facto merupakan perbatasan laut antar-Korea sebagai garis "hantu" tanpa dasar hukum apa pun.

Para ahli pun telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat melakukan provokasi lokal di sekitar perbatasan laut dan darat menjelang pemilihan parlemen Korea Selatan pada bulan April atau pemilihan presiden AS pada bulan November mendatang.

Adapun Korut Korea Utara kembali menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timur Korea pada hari Rabu lalu yang menandai peluncuran rudal jelajah kelima Korea Utara pada tahun ini.

Pihak militer Korea Selatan mendeteksi rudal yang diluncurkan tersebut sekitar pukul 9 pagi waktu setempat (pukul 7 pagi WIB) ke perairan timur laut Wonsan di pantai timur. Namun tidak disebutkan jumlah rudal yang ditembakkan.

“Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami, militer kami telah berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat untuk memantau tanda-tanda tambahan provokasi Korea Utara,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS).

Sumber : YONHAP-OANA

Baca juga: Korsel bersumpah akan balas jika Korut memprovokasi
Baca juga: Kim Jong-un kembali nyatakan Korsel sebagai musuh utama Pyongyang


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024