Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Republik Islam Iran, Behrooz Kamalvandi mengatakan, rakyatnya menganggap sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama hampir tiga puluh tahun terakhir ini merupakan "berkah" karena hal itu justru memperkuat Iran. "Sanksi adalah barokah (berkah-red.)," katanya saat bertemu dengan redaktur senior dan pemimpin redaksi sejumlah media cetak dan elektronika di kediamannya di Jalan Madiun No 1, Menteng, Jakarta, kemarin. Jika AS tetap ingin memberikan sanksi lagi kepada Iran terkait dengan masalah nuklir negeri itu, rakyat negerinya "sangat menyambutnya", kata Dubes Kamalvandi yang baru bertugas sekitar tiga bulan di Jakarta itu. Dengan sanksi AS yang diterima rakyat Iran selama sekitar tiga dasawarsa itu, pihaknya justru tidak hanya mampu bertahan, bahkan mengembangkan sains dan teknologi, serta industri penting, seperti kimia dan otomotif, kata diplomat senior yang pernah bertugas di Zimbabwe dan Siera Lione itu. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK-PBB) telah mengeluarkan resolusi yang mengimbau Iran untuk membatalkan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan dan pemerosesan kembali uranium mulai 31 Agustus. Pemerintah Jepang yang merupakan sekutu terdekat AS di Asia Timur dilaporkan telah bertekad untuk tidak memperlunak sikapnya terhadap pengembangan nuklir ini hanya karena negara itu memiliki kepentingan ekonomi di Iran. Dalam pertemuan yang berlangsung akrab di ruang tamu rumah dinasnya yang asri itu, Dubes Kamalvandi juga menyinggung tentang beragam masalah mulai dari dampak negatif dari ketergantungan banyak media Indonesia pada media Barat dalam pemberitaan hingga agresi brutal Israel terhadap rakyat Lebanon dan Palestina. Terkait dengan pemberitaan, ia antara lain menyinggung betapa manipulasi atas fakta sering dilakukan media Barat namun ia menilai positif media massa Indonesia. Mengenai agresi Israel dukungan AS yang telah menewaskan ratusan warga sipil Lebanon dan Palestina, Dubes Kamalvandi yang mengenakan baju jas warna gelap tanpa dasi selama pertemuan itu mengatakan, komunitas internasional harus terus memberikan dukungan politik kepada rakyat Lebanon dan Palestina yang tertindas, katanya. Dalam pandangannya, Zionis Israel yang didukung AS sudah melakukan kejahatan kemanusiaan dalam agresinya di Lebanon dan Palestina. Pertemuan yang antara lain dihadiri redaktur senior dan pemimpin redaksi Harian "The Jakarta Post", "Republika", Radio "Elshinta", "ANTARA" dan "Metro TV" itu diakhiri dengan santap siang bersama.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006