Beijing (ANTARA) - Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek selama delapan hari di China yang mengawali Tahun Naga Kayu menjadi saksi lonjakan pasar konsumen yang menyoroti vitalitas dan momentum ekonomi China.

Data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menunjukkan bahwa sebanyak 474 juta perjalanan wisata domestik dilakukan selama liburan Festival Musim Semi tahun ini, menandai kenaikan 34,3 persen dari periode yang sama tahun lalu dan peningkatan 19 persen dibandingkan level sebelum pandemi pada 2019.

Wisatawan domestik membelanjakan total sekitar 632,69 miliar yuan (1 yuan = Rp2.176), atau sekitar 89,07 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.654), naik 7,7 persen dari periode yang sama pada 2019.

Sementara itu menurut Administrasi Perfilman Negara China, di sektor hiburan, pendapatan box office negara itu selama liburan tersebut mencapai 8,02 miliar yuan, menandai rekor tertinggi baru untuk periode itu.

Transaksi daring juga membukukan peningkatan yang kuat. Lembaga kliring pembayaran daring China, NetsUnion Clearing Corporation, dan raksasa pembayaran kartu, China UnionPay, memproses rata-rata 2,63 miliar transaksi daring atau sekitar 1,25 triliun yuan dalam nilai per hari pada periode 9 hingga 17 Februari.

Angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 18,6 dan 8,0 persen dibandingkan dengan liburan Festival Musim Semi sebelumnya.

Berbeda dengan naga versi Barat, naga China melambangkan keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya tradisional China. Konsumsi yang kuat selama festival ini mendatangkan optimisme dan menunjukkan meningkatnya peran penting yang dimainkan konsumsi dalam pertumbuhan ekonomi China.

Tren positif ini menandai awal yang baik bagi perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut dalam mengawali tahun yang baru.

China merupakan pasar konsumen terbesar kedua di dunia. Tahun lalu, total penjualan retail barang-barang konsumen di negara itu tumbuh 7,2 persen mencapai angka 47,15 triliun yuan, yang merupakan rekor tertinggi baru. Pengeluaran konsumsi final menyumbang 82,5 persen pada pertumbuhan ekonomi China tahun lalu, naik 43,1 poin persentase secara tahunan (year on year/yoy).

Pasar yang sangat besar, urbanisasi yang sedang terjadi, dan struktur konsumsi yang berkembang di China memberikan ruang yang luas bagi pertumbuhan konsumsi.

Potensi yang sangat besar semacam ini akan terus diwujudkan menjadi konsumsi riil seiring negara itu meningkatkan permintaan domestik, melalui sejumlah langkah di antaranya mengembangkan konsumsi digital, hijau, dan promosi kesehatan, serta mendorong belanja untuk barang-barang mahal seperti kendaraan energi baru dan produk elektronik.

Dengan adanya pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan lanskap ketenagakerjaan secara keseluruhan, pendapatan warga China diperkirakan akan terus tumbuh dengan stabil, sehingga meningkatkan daya beli mereka. Potensi konsumsi pasar China akan terus dilepaskan tahun ini dan mendorong momentum pemulihan ekonomi negara itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024