Pasar murah itu juga diharapkan dapat mengendalikan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Galungan pada Rabu (28/2).
Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali berupaya mengendalikan kenaikan harga cabai rawit merah melalui pasar murah sebagai salah satu bentuk intervensi pemerintah.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Nyoman Widnyana Putra di Denpasar, Selasa, menjelaskan pasar murah difokuskan di lapangan Bajra Sandhi Renon, rencananya pada 23 Februari ini.

Pasar murah itu juga diharapkan dapat mengendalikan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Galungan pada Rabu (28/2).

Tim Pengendalian Harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali menyebutkan kenaikan harga cabai rawit merah  salah satunya disebabkan cuaca buruk yang menyebabkan pasokan berkurang.

Baca juga: Pj Gubernur bagikan 30 ribu bibit cabai ke ASN Pemkot Pangkalpinang

Sementara itu, harga cabai rawit merah di Denpasar rata-rata mencapai Rp65 ribu - Rp68 ribu per kilogram salah satunya di Pasar Kreneng Denpasar.

Pedagang sayuran dan bumbu dapur Muliadi di Pasar Kreneng mengungkapkan kenaikan harga cabai rawit merah sudah terjadi sekitar dua minggu lalu dari harga sebelumnya mencapai sekitar Rp45 ribu per kilogram.

Tak hanya di Pasar Kreneng, kenaikan harga cabai rawit merah juga terjadi di Pasar Tradisional Sukawati, Gianyar, rata-rata mencapai sekitar Rp70 ribu per kilogram dari harga seminggu sebelumnya yang Rp45 ribu per kilogram.

“Sudah hampir seminggu ini naik harganya karena berkurang pasokannya dan barangnya juga cepat busuk karena kena hujan,” kata seorang pedagang sembako, Natri.

Baca juga: Pemprov Bali susun jadwal pasar murah tekan kenaikan harga pangan

Berdasarkan data neraca pangan Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (Sigapura) Bali pada minggu ketiga Februari 2024, ketersediaan cabai rawit merah di sejumlah kabupaten di Pulau Dewata menipis.

Neraca pangan untuk cabai rawit merah di Kabupaten Jembrana dan Badung minus masing-masing minus 15,87 ton dan 7,7 ton yang terjadi sejak awal Februari 2024.

Pasokan cabai rawit di Kabupaten Tabanan, Klungkung, dan Karangasem juga kosong dan di Denpasar stoknya menipis yakni mencapai lima ton dengan rata-rata kebutuhan per minggu mencapai 5,19 ton.

Baca juga: Pemprov Sulteng bagikan 10 ribu bibit tanaman cabai di Palu

Stok cabai rawit merah berdasarkan neraca pangan itu masih cukup di Kabupaten Buleleng mencapai 121,4 ton dengan rata-rata kebutuhan mencapai 37 ton, kemudian di Bangli mencapai 28 ton dengan rata-rata kebutuhan mencapai 16 ton dan Gianyar mencapai 15,67 ton dengan kebutuhan dalam satu minggu rata-rata mencapai 20 ton.

Rata-rata kebutuhan cabai rawit di Bali diperkirakan mencapai 162 ton yang dihitung selama periode mingguan.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024