Sampai saat ini tidak ada lagi hama belalang yang merusak tanaman di Sumba Timur...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil melakukan upaya pengendalian hama belalang sehingga tidak berdampak buruk pada lahan pertanian warga.

"Sampai saat ini tidak ada lagi hama belalang yang merusak tanaman di Sumba Timur dan semua itu berkat upaya pengendalian secara gotong royong," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Nico Pandarangga dari Waingapu, Sumba Timur, Selasa.

Pengendalian hama belalang kembara secara gotong royong merupakan salah satu inovasi unggulan dari Pemkab Sumba Timur yang berhasil menekan laju penyebaran hama belalang.

Belalang kembara sendiri merupakan salah satu jenis belalang yang sering menyerang lahan pertanian warga setiap tahun sejak 2019.

Nico menjelaskan pengendalian hama belalang kembara secara gotong royong dilakukan pada tahun 2022-2023 dengan dukungan The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian dunia yang berada di bawah PBB, Kementerian Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, serta beberapa kabupaten lain di Pulau Sumba.

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian gotong royong itu yakni pembentukan tim satuan tugas belalang kembara, lalu pengkajian dan identifikasi titik lokasi koloni belalang kembara, serta pengendalian kimiawi.

Pada tahun 2022, program ini menyasar sembilan kecamatan, 37 desa, dan 52 dusun pada luas lahan serangan belalang sebesar 3.337 hektare.

Sejak adanya program ini, luas lahan serangan belalang turun menjadi 790,69 hektare pada tahun 2023.

Selain itu, kata Nico, terjadi penurunan total populasi belalang dari 27.300 ekor per meter persegi pada tahun 2022 menjadi 406 ekor per meter persegi pada tahun 2023.

"Artinya, secara keseimbangan ekologis belalang tidak bisa dimusnahkan atau ditiadakan karena dibutuhkan oleh alam, tapi dikendalikan supaya terjadi keseimbangan di alam atau populasi belalang tidak berlebihan jumlahnya sehingga tidak merusak tanaman," ucapnya.

Agar program ini berkelanjutan pada tahun 2024 ini, empat kabupaten di Pulau Sumba yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya melakukan penandatangan nota kesepahaman untuk pengendalian hama belalang secara bersama, yang ditindaklanjuti oleh perjanjian kerja sama empat kepala dinas pertanian.

Tujuan perjanjian kerja sama itu yakni peningkatan koordinasi untuk penanganan pengendalian hama belalang kembara serta meningkatkan komunikasi tukar menukar informasi se-daratan Sumba.

"Berdasarkan pengalaman pengendalian belalang, kita sudah sangat siap melakukan pengendalian apabila ada serangan lagi," ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, lahan masyarakat yang rusak pada tahun 2022 seluas 3.337 hektare dengan estimasi gagal produksi seluas 9.980,4 ton atau setara dengan Rp34,67 miliar.

Baca juga: UGM: Predator alami solusi tekan serangan hama belalang di Sumba NTT
Baca juga: Pemkab Sumba Timur lakukan upaya pengendalian hama belalang

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024