Kami sangat mengapresiasi adanya studi yang berkaitan dengan sosio-ekonomi dan lingkungan hidup...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) mengapresiasi studi mengenai dampak kesehatan dan ekonomi dari pengolahan nikel yang dilakukan lembaga penelitian.
 
“Kami sangat mengapresiasi adanya studi yang berkaitan dengan sosio-ekonomi dan lingkungan hidup karena kita tidak bisa memungkiri kita butuh investasi, kita butuh hilirisasi, kita butuh pengembangan industri kita di Indonesia,” ujar Plt. Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenkomarves Andi Yulianti Ramli dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
 
Melalui studi ini, lanjut dia, diharapkan dapat membantu serta memastikan kinerja pemerintah berada dalam koridor yang tepat.
 
Ia menegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan industri serta hilirisasi merusak Indonesia. Menurutnya, kehadiran suatu industri di Tanah Air telah melewati sejumlah tahapan perijinan termasuk terkait dengan lingkungan.
 
Saat industri beroperasi, ungkapnya, pemerintah juga hadir untuk melakukan pengendalian atau kontrol agar industri tidak merusak lingkungan termasuk pada tahap setelah produksi.
 
Kemenkomarves, lanjut dia, sangat terbuka apabila terdapat permohonan untuk bekerja sama melakukan sebuah penelitian atau studi baik dari pemerintah daerah atau lembaga lainnya.
 
Organisasi penelitian independen Centre for Research on Energy and Clear Air (Crea) dan Center of Economic and Law Studies (Celios) melakukan sebuah studi mengenai dampak kesehatan dan ekonomi dari pengolahan atau hilirisasi nikel.
 
Studi yang bertajuk ‘Membantah mitos nilai tambah, menilik ulang industri nikel’ ini berfokus pada dampak industri nikel terhadap ekonomi, ekologi dan kesehatan masyarakat yang berfokus di tiga provinsi operasi peleburan nikel yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.

Baca juga: Analis Energi menilai kapasitas produksi baterai perlu ditingkatkan
Baca juga: Pengamat sarankan bangun pabrik baterai berbahan nikel dalam negeri

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024