Inflasi juga diperkirakan masih cenderung tinggi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah nilainya sebesar 260 poin menjadi Rp11.460 dibanding sebelumnya (24/9) di posisi Rp11.200 per dolar AS.

"Meski melemah namun pergerakannya cenderung stabil pada Rabu ini menyusul intervensi Bank Indonesia. Dalam perjalanannya rupiah sempat melemah hingga mencapai Rp11.500 per dolar AS namun menjelang sore cenderung terapresiasi meski belum membawa rupiah menguat," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan AS yang memiliki masalah batas utang (debt ceiling) akan menambah sentimen negatif di pasar keuangan global. Jika batasan utang itu tidak dinaikan maka aktivitas AS akan berhenti karena tidak ada dana sehingga ekonominya semakin melambat.

"Melambatnya ekonomi AS tentu akan berdampak juga pada mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," kata dia.

Dari dalam negeri, lanjut Rully, juga belum ada sentimen yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada kuartal kedua ini pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan melambat dibanding periode sebelumnya.

"Inflasi juga diperkirakan masih cenderung tinggi," ucapnya.

Meski demikian, ia memprediski pada perdagangan besok (Kamis, 26/9) nilai tukar rupiah cenderung menguat seiring dengan intervensi Bank Indonesia, bergerak di kisaran Rp10.900-Rp11.400 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.569 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.535 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013