Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Rabu (21/2), di tengah ketidaksepakatan kedua pihak mengenai perang Israel di Jalur Gaza.

Kunjungan Blinken ke Brazil terjadi setelah Lula membandingkan perang Israel melawan Gaza dengan Holocaust yang dilakukan Adolf Hitler terhadap orang-orang Yahudi.

“Apa yang terjadi di Jalur Gaza bukanlah perang, ini adalah genosida,” kata Lula kepada wartawan pada  Minggu (18/2), di sela-sela KTT Uni Afrika di Ethiopia.

AS menyatakan tidak setuju dengan komentar tersebut. “Kami sudah cukup jelas bahwa kami tidak percaya bahwa genosida telah terjadi di Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan, Selasa (20/2), ketika ditanya tentang pernyataan tersebut.

Lula memanggil kembali duta besarnya untuk Israel pada  Senin (19/2), beberapa jam setelah Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel, menyatakan presiden Brazil sebagai persona non grata ketika ketegangan terus meningkat.

Blinken “membahas keterlibatan AS dalam konflik di Gaza, termasuk kerja sama mendesak dengan mitra untuk memfasilitasi pembebasan semua sandera dan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan serta meningkatkan perlindungan bagi warga sipil Palestina,” menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Dia berterima kasih kepada Lula atas partisipasi Brazil dalam proses Formula Perdamaian Ukraina, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam pernyataan itu.

Mereka membahas isu-isu lain, termasuk agenda kepresidenan Brasil di G20 untuk memerangi kelaparan dan kemiskinan, melakukan mobilisasi melawan krisis iklim dan menjadikan tata kelola global lebih efektif, kata Miller.

Blinken menyoroti peringatan dua abad AS-Brasil yang akan datang pada Mei, dan memuji Lula atas peran Brazil dalam meredakan ketegangan antara Guyana dan Venezuela mengenai wilayah Essequibo, tambah pernyataan itu.

Blinken juga menggarisbawahi posisi AS bahwa “Nicolas Maduro harus kembali menerapkan perjanjian peta jalan pemilu Barbados untuk memastikan pemilihan presiden yang kompetitif pada  2024,” kata Miller.

Keduanya juga membahas dukungan Brazil yang telah lama diberikan kepada masyarakat Haiti, janji Brazil untuk mengakhiri deforestasi di Amazon pada tahun 2030, serta kerja sama dalam bidang mineral penting dengan Brazil dan dalam bidang energi bersih serta diversifikasi rantai pasokan global, menurut pernyataan itu.

Dalam postingan X usai bertemu Blinken, Lula mengatakan keduanya berbicara tentang perdamaian di Ukraina dan di Gaza di antara isu-isu lain seperti KTT G-20, inisiatif untuk memperbaiki kondisi pekerja, perlindungan lingkungan, transisi energi, perluasan investasi dan hubungan kerja sama antara kedua negara.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Brazil butuh bantuan Rp145 triliun setahun untuk netralitas karbon
Baca juga: Brazil larang masuk warga asing, kecuali Amerika, karena wabah corona
Baca juga: Amerika Serikat mata-matai Presiden Brazil dan Meksiko

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024