TULUNGAGUNG, Jawa Timur, 27 September 2013 (ANTARA) -- Program Minapolitan yang digulirkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini telah menuai hasil. Contoh konkrit seperti apa yang dilakukan masyarakat Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Produksi ikan di Tulungagung tercatat mengalami kenaikan sangat signifikan. Pada tahun 2011 produksi ikan Patin baru mencapai 345 ton, kemudian pada 2012 menjadi 4.948,65 ton, atau naik 1000 persen. Gurame pada 2011 menghasilkan 6.855 ton, sementara di tahun 2012 mencapai 13.571 ton. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat menghadiri acara Pembinaan Terpadu KKP di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.

     Tulungagung merupakan kawasan minapolitan perikanan budidaya. Kabupaten ini memiliki 4 komoditas utama yaitu patin, lele, gurame, dan ikan hias. Untuk komoditas patin dan lele cukup besar hasil panennya, Bahkan lele dan patin Tulungagung dapat memenuhi kebutuhan ikan di berbagai daerah di Indonesia. Panen patin dan lele mencapai 15 ton per hari. Sementara untuk gurame mencapai 10 ton per hari. Total produksi ikan dari 4 komoditas 21.090 ton pada 2011 dan naik menjadi 28.367 ton pada 2012.  Sementara gurame menjadi kontributor terbanyak terhadap nilai produksi tertinggi pada 2011 mencapai Rp 191,94 juta dan pada 2012 mencapai Rp 416,92 juta. Total hasil panen mencapai Rp421,56 juta pada 2011 dan naik menjadi Rp591,25 juta pada 2012. “Hasil panen dikirim ke berbagai wilayah seperti  Jawa Barat, Sumatera, Bali serta beberapa wilayah lain,” katanya.

    Kawasan minapolitan perikanan budidaya di Tulungagung telah menjadi kawasan industrialisasi. Sektor hulu telah terjntegrasi dengan sektor hilir dengan pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan. Untuk itu, KKP akan terus memperkuat infrastruktur pendukungnya, seperti jalan produksi, saluran air dan jaringan listrik. Demikian juga dukungan sektor lain sangat diperlukan. Mulai dari PLN, Kementerian PU dan perbankan, akan menjadikan Tulungagung menjadi kawasan industry perikanan yang lengkap. “Perputaran uang dikawasan Minapolitan Tulungagung juga sudah cukup besar. Bahkan untuk transaksi pembudidaya gurame, patin dan lele di perbankan mencapai lebih dari Rp 3 milyar. Ini membuktikan Perikanan budidaya sudah bankable dan menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.


Bantuan PUMP

     Untuk mendukung program Minapolitan di Tulungagung, KKP juga member bantuan kepada kelompok pembudidaya berupa bantuan program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP). Bantuan PUMP perikanan budidaya diberikan kepada 18 kelompok dengan total Rp1,17 miliar. Setiap kelompok pembudidaya diberikan Rp 65 juta. Sedangkan target pemberian PUMP kepada kelompok budidaya tahun 2013 mencapai 4.000 kelompok. Kemudian untuk tahun 2014 akan ditingkatkan sebanyak 4.500 kelompok. PUMP diberikan kepada kelompok pembudidaya yang memenuhi syarat  di tetapkan dari DJPB KKP. “Proses pemberian dana PUMP juga diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) guna menjaga agar dana tersebut tidak diselewengkan,” tegasnya.

     Bantuan program PUMP memang sangat membantu masyarakat. Bahkan kini telah berkembang home industri berbasis perikanan di Tulungagung. Diantaranya,  brownies lele, abon lele, pangsit lele, ikan bakar lele, kerupuk lele, bahkan keripik kepala lele yang diproduksi Rusli Winarno dari desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Tulungagung. Dari tangannya telah diproduksi 15 jenis olahan berbahan lele. Olahan paling banyak diminati adalah abon lele yang mampu memberinya keuntungan Rp6 juta setiap bulannya. Produksinya dikirim ke Jakarta, Bali, Surabaya dan daerah lainnya. Bahkan produksi berbahan lelenya mampu tembus pasar luar negeri seperti Amerika, Qatar dan Belanda. “Mereka memang sangat kreatif. Diantaranya, dengan internet banyak orang di luar Tulungagung yang mengetahui dan menyukai olahan dari sini,” ujarnya

     Sementara itu anggota BPK, Ali Masykur Musa yang secara khusus menghadiri acara di Tulungagung menegaskan, dana bantuan program PUMP perikanan budidaya yang diberikan pemerintah harus dimanfaatkan sebaik baiknya. BPK Akan terus mengawasi penggunaan dana bantuan PUMP secara ketat. Bahkan jika ada penyalahgunaan baik dilakukan pemerintah sendiri maupun  penerima atau masyarakat, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. “Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi perikanan budidaya cukup besar. Dengan bantuan PUMP ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Tulungagung dan BPK akan terus mengawasi penggunaan dana bantuan ini,” tegasnya.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Anang Noegroho, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kehutanan



Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013