Hohhot (ANTARA) - Sejak implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada 1 Januari 2022, semakin banyak perusahaan China yang mendapatkan keuntungan dari kerja sama perdagangan dan industri yang terus ditingkatkan antara China dan negara-negara anggota RCEP.

Di pabrik produksi jus sea buckthorn (Hippophae) di Yuhangren, sebuah perusahaan teknologi tinggi yang didedikasikan untuk pemanfaatan tanaman tersebut secara menyeluruh, para pekerja sibuk mengemas botol-botol untuk dikirim ke luar negeri.

"Setelah implementasi perjanjian RCEP, nilai tarif rata-rata jus sea buckthorn di negara-negara pengimpor mengalami penurunan sebesar 3 persen dan terus turun dari tahun ke tahun," kata staf perdagangan luar negeri perusahaan tersebut yang terletak di Hohhot, Daerah Otonom Mongolia Dalam, China Tang Hongguang.

"Berkat kebijakan tarif preferensial, produk sea buckthorn kami menjadi sangat kompetitif. Saat ini, sebagian besar produk diekspor ke negara-negara anggota RCEP," ujar Tang.

Menurut Bea Cukai Saihan, dalam dua tahun terakhir, pihaknya telah menerbitkan 746 Surat Keterangan Asal (SKA) di bawah perjanjian RCEP untuk perusahaan perdagangan luar negeri di Hohhot, dengan barang yang diekspor senilai 433 juta yuan (1 yuan = Rp2.173) atau sekitar 61 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.630).

Diperkirakan barang-barang tersebut dapat menikmati konsesi tarif lebih dari 80 juta yuan di negara tujuan.

"Selembar SKA RCEP sama berharganya dengan emas dalam perdagangan internasional," ujar staf departemen perdagangan luar negeri di Inner Mongolia Northpeace Textile Co., Ltd Yang Yang.

Yang mengatakan RCEP mengurangi tarif untuk tekstil kasmir yang diekspor, yang membuat kami menghemat biaya sekitar 1 juta yuan dalam dua tahun terakhir.

Pada Juni 2023, perjanjian RCEP mulai berlaku untuk ke-15 negara anggotanya, yang lebih lanjut menyuntikkan vitalitas ke dalam integrasi ekonomi regional.

Saat perjanjian RCEP terus memberikan keuntungan, semakin banyak perusahaan China yang memanfaatkan momentum ini dan menyambut berbagai peluang bisnis baru.

Pearl River International Development Co., Ltd., yang berkantor pusat di Kota Guangzhou, China selatan, sudah beroperasi dan berkembang di Asia Tenggara selama bertahun-tahun.

Perusahaan tersebut telah mengantongi beberapa proyek investasi dan konstruksi dalam beberapa tahun terakhir di berbagai bidang seperti ekonomi digital, energi baru, petrokimia, perlindungan lingkungan air, dan industri peleburan, yang membantu memperdalam kerja sama ekonomi dan industri antara China dan negara-negara anggota RCEP.

Tertarik dengan kebijakan preferensial yang ditawarkan oleh RCEP, seperti insentif pajak, perusahaan tersebut membangun platform rantai pasokan satu atap untuk mendukung ekspor barang curah dan bahan tambahan, dengan nilai ekspor kumulatif sebesar 170 juta yuan hingga saat ini.

"Perjanjian RCEP telah memberikan manfaat nyata bagi perusahaan-perusahaan China," kata Lu Ju, ketua perusahaan tersebut.

Menurut dia, dengan implementasi RCEP yang menyeluruh, kami berharap mekanisme ini akan memberi kami lebih banyak peluang di masa depan, serta pertukaran dan kerja sama antara China dengan negara-negara anggota RCEP akan membuat kemajuan baru.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024