Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti mengatakan Kemenkes melibatkan berbagai elemen di masyarakat dalam mensosialisasikan ajakan mendeteksi dini kanker.

"Kami selalu melakukan edukasi, kami mengajak LSM (lembaga swadaya masyarakat), tokoh masyarakat, tokoh agama, lintas kementerian untuk sama-sama memberikan edukasi mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan screening (deteksi kesehatan) karena kami menyiapkan peralatan dan sumber daya manusianya," kata Eva saat ditemui di Jakarta, Minggu.

Di samping itu, pihaknya juga melakukan sejumlah upaya lain dalam mensosialisasikan kegiatan deteksi dini kepada masyarakat di antaranya dengan menggunakan berbagai platform media sosial hingga melakukan sosialisasi langsung dari rumah ke rumah.

Baca juga: Kemenkes fasilitasi deteksi dini kanker mudah dan murah di puskesmas

Baca juga: Menkes: Kanker berpeluang 90 persen sembuh jika diketahui sejak dini


Ajakan kepada masyarakat, kata Eva, juga dilakukan bersama dengan upaya peningkatan kualitas layanan dan fasilitas kesehatan di penjuru wilayah Indonesia secara merata.

"Kita semuanya tidak ada lagi perbedaan antara daerah terluar, terjauh, terpencil semua fasilitasnya kami lengkapi. Jadi sarana prasarananya untuk orang yang berobat di Aceh kemudian berobat di Papua dan Jakarta diharapkan semuanya sudah sama," ujar Eva.

Menurut dia, kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan deteksi dini kanker masih rendah oleh karena itu pihaknya senantiasa menghimbau masyarakat melakukan deteksi dini setidaknya satu kali dalam setahun.

Pemerintah terus menggencarkan upaya mendorong kegiatan deteksi dini segala jenis kanker. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan melengkapi pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit dengan peralatan kesehatan yang canggih dan modern.

Misalnya, sejak 2022, pemerintah telah melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat USG guna penanganan kanker payudara.

Selanjutnya, pemerintah juga berupaya mengeliminasi kanker serviks dengan menyediakan imunisasi HPV dan HPV DNA Test.

Kemudian pemerintah menyiapkan langkah penanganan kanker paru, yaitu dengan cara memasang CT-Scan di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota.

Sementara itu, pada kanker usus besar, yang merupakan kanker penyebab kematian nomor 2 pada laki-laki, pemerintah akan memberikan alat kolonoskopi di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota.

Baca juga: Menkes: USG di Puskesmas bisa deteksi kanker payudara dan kanker hati

Baca juga: Deteksi dini bisa turunkan beban pembiayaan kesehatan akibat kanker


 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024