Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu di wilayah terpencil melalui program "Banyuwangi Berbagi" dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem.

Bantuan sembako di antaranya diberikan kepada masyarakat kurang mampu di tengah hutan kaki Gunung Raung, yakni Kampung Tlocor, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jatim, Minggu.

"Kami ingin memastikan semua warga Banyuwangi yang masih prasejahtera tersentuh oleh program-program pemerintah. Bahkan, warga yang berada di sudut terpencil sekalipun," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi.

Tak hanya berupa penyaluran sembako, Bupati Ipuk juga memastikan masyarakat setempat mendapatkan pelayanan dasar, seperti halnya akses listrik, pendidikan dan kesehatan.

"Di sini sudah ada kelas jauh dari SDN 7 Jambewangi. Ada guru khusus dari program pemkab, Banyuwangi Mengajar. Sehingga anak-anak tak perlu turun ke bawah untuk sekolah," katanya.

Begitu pula dengan akses kesehatan yang rutin setiap bulan para petugas kesehatan dari Puskesmas Sempu melakukan cek kesehatan rutin.

Baca juga: Menko PMK: Kemiskinan ekstrem menurun di semua provinsi

Baca juga: Muhadjir: Perlu penataan koordinasi program penanganan miskin ekstrem


"Untuk ibu hamil yang telah mendekati waktu kelahiran, sudah ada rumah singgah di bawah. Sehingga bisa segera mendapatkan penanganan medis saat diperlukan," kata bupati.

Penyaluran bantuan sembako itu merupakan program Banyuwangi Berbagi, yang merupakan aksi kolaboratif antara Korpri Banyuwangi, Baznas beserta PUDAM Banyuwangi dan Bank Jatim. Hal ini sebagai upaya gotong royong menekan angka kemiskinan ekstrem.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga meminta maaf masih belum bisa memenuhi infrastruktur jalan. Selain karena keterbatasan anggaran, juga karena peraturan kawasan yang masuk wilayah hutan itu.

"Tapi, untuk akses listrik sudah terpenuhi. Bekerja sama dengan PLN, kini sudah ada listrik melalui tenaga hidro," katanya.

Dengan penanganan yang komprehensif dan melibatkan semua pemangku kepentingan, Ipuk berharap kemiskinan di Banyuwangi bisa teratasi secara efektif.

"Target kami, Banyuwangi bisa zero kemiskinan ekstrem," ujarnya.

Data diperoleh, angka kemiskinan Banyuwangi turun signifikan selama tiga tahun, pada 2021 di angka 8,07 persen, dan tahun 2023 turun jadi 7,34 yang menjadi angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi.

Baca juga: Menko PMK sebut angka rasional kemiskinan ekstrem tahun ini 0,5 persen

Baca juga: Wapres sampaikan tiga strategi tuntaskan kemiskinan ekstrem tahun ini

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024