...inilah momen yang tepat untuk meningkatkan hubungan lebih baik dari sebelumnya
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah Indonesia dan Australia sepakat untuk mendorong nilai perdagangan dan investasi, sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral dalam kerja sama ekonomi.

"Kami akan lebih mengkokohkan hubungan kedua negara dalam perdagangan dan investasi, karena Australia bukan hanya sahabat namun juga `strategic partner` dalam situasi normal maupun sulit," ujar Hatta seusai menerima kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Andrew Robb, di Jakarta, Selasa.

Hatta menjelaskan potensi kedua negara sangat besar untuk berkembang karena sebagai negara yang berdekatan dalam hal geografis, nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia pada 2012 baru mencapai 10,2 miliar dolar AS.

"Angka tersebut belum menggambarkan potensi sepenuhnya yang mampu dihasilkan dari kedua negara, dan ke depannya kami harus meningkatkan kerja sama kedua negara," katanya.

Hatta menyebutkan untuk mengejar potensi dalam bidang ekonomi, pemerintah Indonesia dan Australia menargetkan untuk mencapai nilai perdagangan sebesar 15 miliar dolar AS pada tahun 2015.

Menteri Perdagangan dan Investasi Andrew Robb mengatakan sangat penting untuk membina hubungan baik dengan negara tetangga, terutama Indonesia yang memiliki potensi dalam hal kemajuan ekonomi dan budaya.

"Kami ingin membangun hubungan yang signifikan dan inilah momen yang tepat untuk meningkatkan hubungan lebih baik dari sebelumnya," kata Andrew yang dalam kunjungan ke Indonesia ikut membawa rombongan pebisnis Australia.

Salah satu hal yang dibicarakan dalam pertemuan dengan Hatta, adalah mengenai pembentukan "New Colombo Plan" yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa Australia melakukan studi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

"Kami bisa meningkatkan perdagangan dan investasi, tapi tidak hanya barang dengan namun juga melalui pendidikan. Dengan "New Colombo Plan" kami ingin meningkatkan kemungkinan di masa mendatang serta membangun jaringan untuk meningkatkan investasi," kata Andrew.

Andrew mengatakan meskipun masih ada beberapa perbedaan mendasar terkait hubungan kedua negara, namun hal tersebut bukan merupakan penghalang untuk mendorong kerja sama ekonomi yang telah terjalin baik dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami ingin mempertahankan kepercayaan yang telah terjalin dan mencari kemungkinan dalam berbagai kerja sama, sehingga meskipun ada perbedaan kami bisa mencari persamaan untuk kepentingan bersama," ujarnya.

Sebagai salah satu dari sepuluh negara yang memiliki investasi di Indonesia, Australia merupakan mitra perdagangan strategis. Hingga Agustus 2013, nilai perdagangan kedua negara mencapai 4,8 miliar dolar AS dari beberapa komoditas yang diperdagangkan antara lain emas, kendaraan bermotor, baja, dan kayu.

Sedangkan, dengan total investasi Australia di Indonesia pada 2012 tercatat mencapai 743,6 juta dolar AS, Indonesia mengharapkan Australia untuk terlibat dalam pelaksanaan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), khususnya koridor lima dan enam di kawasan Indonesia bagian timur.

Pemerintah Indonesia juga meminta dukungan Australia mengenai kemungkinan untuk membuka salah satu cabang perbankan di Australia. Selain itu, Indonesia juga mengundang Australia untuk berinvestasi di bidang peternakan sapi dan pengembangan industri produk olahan sapi berkualitas halal.

Kedua negara telah melakukan kesepakatan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tahap dua pada bulan Juli 2013 lalu. Selanjutnya negosiasi IA-CEPA yang ketiga direncanakan pada November 2013.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013