Ketersediaan beras kita mencukupi untuk empat sampai lima bulan, dan juga untuk menjaga stabilitas harga baik Ramadhan maupun Idul Fitri,
Batam (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) meminta masyarakat tidak melakukan panic buying atau pembelian mendadak dalam jumlah banyak pada beras.

Ansar di Batam, Selasa, mengatakan pasokan beras di Kepri mencukupi hingga 5 bulan ke depan.

Selain itu, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) meningkatkan sinergi untuk menjaga stabilitas harga pada saat musim puncak, baik Ramadhan maupun Idul Fitri, dengan melakukan operasi pasar.

"Ketersediaan beras kita mencukupi untuk empat sampai lima bulan, dan juga untuk menjaga stabilitas harga baik Ramadhan maupun Idul Fitri," ujar Ansar.

Baca juga: Bapanas: Tambahan impor 1,6 juta ton cegah risiko kekurangan beras

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi kenaikan harga beras kemasan yang terjadi saat ini.

Kata Ansar, hal tersebut menjadi atensi pemerintah provinsi untuk mengontrol kebutuhan pokok, khususnya beras bagi masyarakat agar tetap tersedia.

"Beras premium kemasan saat ini mengalami kenaikan harga. Namun kami sudah memantau beberapa hari ini, harga beras Bulog di pasaran masih dalam kondisi stabil sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh Perum Bulog," kata dia.

Kepala Perum Bulog Kota Batam Meirizal Sudyadi menyebutkan pasokan beras saat ini sebanyak 1.000 ton dan 100 ton untuk jenis beras medium Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) SPHP.

"Minggu depan akan masuk penambahan 2.000 ton beras medium dari Bulog DKI Jakarta. Jadi total ada 3 ribu ton stok beras kita, ini bisa bertahan 4 sampai 5 bulan ke depan. Stok beras ini untuk wilayah Batam dan Karimun," kata Meirizal.

Baca juga: Bapanas: Pemerintah percepat tambahan stok beras untuk hadapi Ramadhan

Ia menambahkan saat ini sedang menggencarkan penyaluran beras medium SPHP dengan kemasan 5 kilogram ke toko-toko pengecer baik di pasar tradisional maupun ritel modern.

Kata Meirizal, penyaluran beras SPHP tersebut bertujuan untuk memantau pasokan beras serta mengendalikan harga beras agar tidak melebihi HET.

"Kami melakukan penjualan beras SPHP itu di bawah HET. HET beras ini Rp11.500 per kg, jadi pengecer harus menjual dengan harga maksimal Rp11.500," ujar dia.

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024