Kami bagi dalam tiga tahapan, nantinya 2025 sampai 2034 di Milestone 1, Milestone 2 nantinya 2035 sampai 2044, dan seterusnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menyusun peta jalan untuk mewujudkan pengembangan industri hilir kelapa sawit melalui Sawit Indonesia Emas 2045 dengan menerapkan tiga tahapan.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta mengatakan pembagian tahapan tersebut menggunakan skema Milestone 1, 2 dan 3 yang masing-masing memiliki interval target fokus selama 10 tahun.

"Kami bagi dalam tiga tahapan, nantinya 2025 sampai 2034 di Milestone 1, Milestone 2 nantinya 2035 sampai 2044, dan seterusnya, dan masing-masing Milestone ini akan kami fokuskan pada beberapa hal," kata Setia Diarta dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa.

Setia menjelaskan tahapan Milestone 1 berfokus pada manajemen permintaan atau manajemen serapan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) agar tetap pada tingkat yang menghasilkan (remunerative).

Inovasi produk pangan bernutrisi dari CPO juga difokuskan dalam tahap pertama ini untuk menjadi pangan bernutrisi guna mencegah stunting dan anti-wasting.

Baca juga: Kemenperin tetap minta perluasan program HGBT dilanjutkan

Baca juga: Kemenperin sebut ekonomi sirkular kunci pengembangan industri hijau


Selain itu bahan fungsional seperti oleochemical dan gen biofuel juga turut ditingkatkan kualitasnya, serta memantapkan implementasi wajib penggunaan biodiesel guna meminimalkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Selanjutnya perbaikan tata kelola kelapa sawit mulai dari hulu hingga hilir juga akan diterapkan melalui bantuan teknologi sistem informasi, serta memastikan keberlanjutan rantai pasok.

"Pada 2025 yang menjadi prioritas adalah domestic demand, innovation, anti-stunting, anti-wasting, juga sophisticated oleochemical product, dan bio net zero emission," katanya.

Adapun untuk tahapan Milestone 2 yang diproyeksikan mulai berjalan pada tahun 2035, berfokus pada kontribusi CPO pada komitmen nol emisi karbon (net zero emission), asupan nutrisi masyarakat yang berbasis sawit meningkat signifikan, nilai siklus karbon produk hilir sawit berkurang, serta integrasi rantai pasok dengan tata kelola berbasis sistem informasi termasuk aspek fiskal, moneter, dan pengendalian penyediaan pangan.

Sedangkan untuk tahapan ketiga, berfokus pada nilai siklus karbon di Indonesia yang mencapai nol, penggunaan energi biomassa sebagai pencampur atau pengganti energi primer PLTU, kecukupan nutrisi masyarakat yang tinggi dari asupan produk pangan berbasis sawit, serta pengendalian alokasi pasar produk hilir sawit yang responsif, lincah dan berbasis industri 4.0.

Baca juga: Kemenperin terima sertifikat LIK dari BPN guna amankan aset negara

Baca juga: Kemenperin apresiasi pengembangan SDM di industri otomotif


Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024