Defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp175,4 triliun atau sekitar 1,69 persen terhadap PDB,"
Jakarta (ANTARA News) - Rapat Panitia Kerja (Panja) asumsi dasar, pendapatan, defisit dan pembiayaan Badan Anggaran DPR RI dalam pembahasan RAPBN 2014, mengusulkan defisit anggaran 1,69 persen terhadap PDB atau sebesar Rp175,4 triliun.

"Defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp175,4 triliun atau sekitar 1,69 persen terhadap PDB," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu.

Bambang dalam rapat kerja yang dihadiri Menteri Keuangan Chatib Basri dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, membacakan hasil rapat Panja asumsi dasar, pendapatan, defisit dan pembiayaan.

Bambang mengatakan defisit anggaran tersebut berasal dari pendapatan negara sebesar Rp1.667,1 triliun dan belanja negara senilai Rp1.842,5 triliun.

Dari pendapatan negara, penerimaan perpajakan ditargetkan sebesar Rp1.280,4 triliun, dengan penerimaan pajak penghasilan ditetapkan Rp586,3 triliun dan penerimaan PPN sebesar Rp493 triliun.

Sedangkan dari belanja negara, pagu belanja pemerintah ditetapkan Rp1.249,9 triliun, serta belanja subsidi energi sebesar Rp282,1 triliun yang terdiri atas subsidi BBM Rp210,7 triliun dan subsidi listrik Rp71,4 triliun.

"Subsidi BBM turun Rp15 triliun turun dari estimasi dalam pembahasan sebelumnya sebesar Rp225,8 triliun, karena volume BBM bersubsidi diturunkan dari 50,5 juta kiloliter menjadi 48 juta kilo liter," kata Bambang.

Untuk subsidi listrik, alokasinya menurun sebanyak Rp21,6 triliun dari estimasi awal pembahasan rapat Panja dari sebelumnya Rp93 triliun menjadi Rp71,4 triliun karena adanya penghapusan subsidi bagi kelompok I4 dan I3.

"Dari penghematan Rp21,6 triliun, sebanyak Rp10,4 triliun akan dialokasikan untuk cadangan risiko fiskal dan Rp11,2 triliun untuk cadangan belanja," katanya.

Sementara, asumsi makro yang ditetapkan antara lain pertumbuhan ekonomi 6,0 persen,laju inflasi 5,5 persen, nilai tukar rupiah Rp10.500 per dolar AS dan tingkat bunga SPN 3 bulan 5,5 persen.

Kemudian, Harga ICP minyak 105 dolar AS per barel, lifting minyak 870.000 barel per hari, serta lifting gas 1.240 ribu barel per hari setara minyak.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menambahkan dengan asumsi makro pertumbuhan ekonomi pada angka 6,0 persen dan laju inflasi 5,5 persen, diperkirakan pada 2014 adanya penambahan tenaga kerja sebesar 1,16 juta orang.

"Perkiraan tersebut sudah mempertimbangkan kemungkinan unit usaha mampu mempertahankan keberlangsungan kegiatan ekonomi dan tidak terjadi PHK," katanya.

Armida memperkirakan tingkat pengangguran terbuka tahun depan pada kisaran 5,7 persen--5,9 persen dan target tingkat kemiskinan dalam RAPBN 2014 diupayakan sebesar 9 persen--10,5 persen.
(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013