PBB (ANTARA) - Pengamat tetap Negara Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, pada Selasa (27/2) mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Gaza saat ini sedang mengalami kelaparan, yang kian memburuk setiap harinya akibat agresi kriminal oleh Israel.

"Kita harus berhenti sejenak dan mempertimbangkan apa arti sebenarnya dari hal ini," kata Mansour dalam pertemuan Dewan Keamanan tentang perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.

"Apa artinya mencari makanan di reruntuhan, pasir, dan sampah, memakan pakan ternak atau makanan yang digerogoti tikus," ujarnya.

Mansour menyebut Israel sebagai perancang dari bencana manusia dan kemanusiaan yang sengaja diciptakan untuk menghukum 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza.

Dia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kelambanan masyarakat internasional.

"Bencana kelaparan dan genosida ini dibiarkan terjadi dan berlanjut hingga selama ini, ini membuat kita semua malu, tidak terkecuali Dewan Keamanan," imbuhnya. 

Menyoroti strategi yang sengaja digunakan oleh Israel, Mansour merujuk pada pernyataan yang dibuat oleh para pejabat tinggi Israel pada Oktober 2023, yang mengindikasikan penggunaan makanan sebagai senjata untuk menekan penduduk Palestina.

Menurut para pemimpin Israel, kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk memperburuk kondisi kemanusiaan dan memicu perpindahan massal dari Gaza, sebuah langkah yang mereka sebut sebagai migrasi sukarela untuk menghilangkan ancaman demografis.

Mansour meminta Dewan Keamanan untuk memenuhi tugasnya dalam menangani krisis tersebut. Dia menguraikan tiga tindakan mendesak yang diperlukan untuk memperbaiki situasi mengerikan itu, yakni gencatan senjata yang segera dilaksanakan untuk menghentikan agresi Israel, distribusi bantuan kemanusiaan yang cepat dan tidak dibatasi di seluruh Gaza, serta penerapan langkah-langkah pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024