Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan implementasi pertanian cerdas atau smart farming menjadi aspek penting di Indonesia, terutama dalam menghadapi perubahan iklim yang berdampak terhadap tanaman pangan dan hortikultura.
 
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan saat ini penggunaan teknologi merupakan suatu keniscayaan, karena hampir semua sektor menggunakan, termasuk dalam bidang pertanian.
 
"Pertanian cerdas bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian, mengurangi biaya produksi, dan mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat organisme pengganggu tanaman maupun cekaman abiotik serta mendukung petani berkelanjutan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
 
Konsep pertanian cerdas merupakan suatu penerapan teknologi informasi dan komunikasi seperti sensor, internet of things (IoT), big data analytics, robotika, dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pertanian yang mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan.
 
Penerapan teknologi tersebut untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan berbagai aspek pertanian mulai dari pemantauan pertumbuhan tanaman, manajemen irigasi, manajemen sumber daya tanah dan air, hingga pemantauan cuaca dan prediksi hasil panen.

Baca juga: Pertanian cerdas tingkatkan produktivitas hingga dua kali lipat
 
Variabilitas iklim di Indonesia mengalami kejadian cuaca yang lebih ekstrem, seperti cuaca tidak menentu, kekeringan yang berkepanjangan, maupun badai. Kondisi itu membuat sektor pertanian menjadi terganggu, sehingga perlu mengimplementasikan pertanian cerdas.
 
"Perubahan iklim sering kali memperburuk kelangkaan sumber daya seperti kekurangan air, degradasi tanah. Perubahan iklim ini merupakan tantangan baru terhadap produksi pertanian, termasuk penyebab hama penyakit sehingga perlu varietas yang baru yang lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,” kata Puji.
 
Dia menjelaskan pemanfaatan data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem cerdas akan membantu pelaku usaha pertanian, termasuk para petani untuk membuat keputusan yang lebih baik dan tepat waktu.
 
Jika petani dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan, katanya, mereka bisa mendapatkan peningkatan hasil tanam dan operasional yang lebuh efisien.
 
Salah satu potensi terbesar, katanya, peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti air dan pupuk dengan memanfaatkan teknologi sensor dan pemantauan secara real-time.
 
Implementasi pertanian cerdas juga dapat meminimalisasi limbah, menghemat biaya produksi, dan berkontribusi nyata terhadap pertanian berkelanjutan.
 
Kepala Pusat Riset Hortikultura Dwinita Wikan Utami mengatakan hortikultura salah satu sektor pertanian memiliki peran krusial dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
 
“Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan teknologi telah membawa revolusi signifikan untuk meningkatkan produksi dan pertanian cerdas salah satu yang menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang dihadapi khususnya oleh para petani hortikultura," kata dia.

Baca juga: BRIN nilai adopsi teknologi mampu penuhi kebutuhan pangan nasional
Baca juga: Pertanian cerdas untuk menjawab tantangan El Nino
Baca juga: BRIN: Teknologi jadi solusi optimalkan sektor pertanian di Indonesia

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024