Jakarta (ANTARA) — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kesehatan mental dan fisik seorang ibu merupakan faktor kunci untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
 
“Untuk itu pentingnya skrining kesehatan mental. Pemerintah sudah menyediakan layanan kesehatan mental mulai dari tingkat puskesmas,” kata Menkes di akhir acara penandatanganan nota kesepahaman antara Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (PKJN RS Marzoeki Mahdi) dengan King’s College London di Jakarta, Rabu.
 
Penandatanganan dilakukan oleh Dirut PKJN RS Marzoeki Mahdi, Dr dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ.
Sementara itu, dari King’s College London diwakilkan oleh Dr. Helen Bailey selaku Deputy
Vice President (Global Business Development).
 
Menkes melanjutkan, kerjasama PKJN RS Marzoeki Mahdi dengan King’s College London ini diharapkan bisa menjadi tempat bertukar ilmu, bertukar pengalaman dan bisa belajar banyak mendapatkan teknologi baru dan cara-cara baru yang telah dilakukan oleh King’s College London.
 
“Apalagi di kampus tersebut menjadi pioner dalam penanganan kesehatan mental dan beberapa ahli di sana telah memenangi penghargaan Nobel,” ungkapnya.
 
Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi Dr dr Nova Riyanti Yusuf menjelaskan hadirnya layanan ini tidak terlepas dari fakta di lapangan bahwa banyak perempuan mengalami baby blues usai melahirkan.
 
“Saya rasa ini bisa membantu kita yang kekurangan jumlah psikiater sehingga kita bisa menggunakan teknologi karena terkendala SDM. Dan electronic health record, kita ingin sekali mengembangkan sistem pencatatan data kesehatan. Tetapi yg bisa menjaga privacy sehingga tidak ada stigma terkait masalah jiwa atau gangguan jiwa,” kata Noriyu sapaan akrab Nova Riyanti Yusuf.
 
Merujuk pada pernyataan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, dalam Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) seri pertama pada 29 Januari 2024 melaporkan bahwa 57% ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka tersebut
menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat tertinggi di Asia dengan resiko baby blues.
 
Dengan adanya MoU ini diharapkan Perinatal Mental Health Services di PKJN RSMM dapat ditingkatkan dengan bimbingan dan kerjasama oleh King’s College London.
 
Dr. Helen Bailey selaku Deputy Vice President (Global Business Development) King’s College London menjelaskan bahwa pihaknya telah mengembangkan infrastruktur untuk memberikan pelayanan kesehatan mental kepada pasien dengan senyaman mungkin.
 
“Selain itu, jugadikembangkan electronic health records dan petugas kesehatan bisa memantau jejak pasien melalui ponsel pintar, sehingga gangguan kejiwaan yang dialami pasien bisa terkontrol dengan baik,” katanya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024