Jakarta (ANTARA) - Pecinta kuliner berbahan dasar tempe di Jakarta dapat merasakan kelezatan menu unik yaitu ponggol, khas Tegal, Jawa Tengah, di Warpong Buan.

Rudini Prabowo Hasibuan, atau yang akrab disapa Buan, juru masak Warpong Buan, memperkenalkan Ponggol dengan cita rasa yang berbeda dari kebanyakan, karena menggunakan resep dengan bumbu rahasia hasil riset selama kurang lebih tiga tahun.

"Resep ini ciptaan sendiri. Ponggol itu sebetulnya terbuat dari tempe. Di Tegal itu tiap kali orang makan tempe, dibuat supaya lebih enak diolah lagi dengan bumbu rempah-rempah. Dari situ saya mulai belajar bikin resep sendiri," ujar Buan dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Baca juga: Pusaka Rasa Nusantara gelar festival lestarikan resep tradisional

Baca juga: Buku "Main Rasa Bersama Sasa" hadirkan kekayaan budaya kuliner


Ponggol di Warpong Buan disajikan bersama lemak dan daging sapi, dimasak selama kurang lebih 12 jam dengan bumbu rempah yang menjadi rahasia kuliner ini.

Buan ingin menjadikan Ponggol sebagai menu utama di Warpong Buan, dengan tujuan mengangkat makanan tradisional menjadi makanan modern.

Keberhasilannya mewujudkan impian ini terjadi setelah bertemu dengan CEO ARA Food, Philipe Kenneth, yang tertarik dengan ide Buan dan membuka Warpong Buan di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

"Kami sudah sukses di Jalan Sabang dengan Kopi Ko Acung. Kita ketemu juga sama Buan, di mana sisi kita sama, makanya kita jalan bareng untuk mendirikan Warpong Buan ini," ucap Kenneth.

Dia menambahkan bahwa Warpong Buan tidak hanya menawarkan masakan unik, tetapi juga mengusung konsep ramah lingkungan dengan meminimalkan sampah plastik. Meja dan kursi di warung ini terbuat dari sampah plastik daur ulang.

Konsep Warpong sendiri adalah singkatan dari Warung Ponggol, dan Kenneth menegaskan bahwa warung ini menawarkan harga terjangkau agar dapat dinikmati semua kalangan.

Harga termurah untuk nasi ponggol di Warpong Buan adalah Rp18 ribu, sedangkan menu komplit yang terdiri dari nasi, tempe, ponggol, bakwan, ayam, dan telur dijual dengan harga Rp40 ribu.

Warpong Buan berusaha untuk berkembang pesat, bahkan Kenneth memiliki rencana membuka cabang di luar negeri.

Adapun konsep ramah lingkungan tidak hanya terlihat di meja dan kursi, tetapi juga dalam lukisan-lukisan di ruangan yang menggunakan pewarna plastik daur ulang.

Baca juga: Mengulik mahumbal, masakan rasa unik khas Suku Dayak

Baca juga: Restoran khas Jawa bidik warga Jakarta yang rindu kampung halaman

 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024