akan menjadi 'kafetaria sistem' dakwah bil mal, karena ada sisi digital dan ada sisi entrepreneur
Surabaya (ANTARA) - Pembina Pesantren Digipreneur Al Yasmin, Pagesangan, Surabaya, Khofifah Indar Parawansa, menilai Pesantren Digipreneur Al Yasmin akan menjadi "kafetaria sistem" dalam penguatan dakwah bil mal atau dahwah dengan menggunakan harta.
 
"Ini (Pesantren Digipreneur Al Yasmin) akan menjadi 'kafetaria sistem' dakwah bil mal, karena ada sisi digital dan ada sisi entrepreneur. Sisi entrepreneur ini yang akan menjadi penguatan dakwah bil mal," katanya dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat.
 
Menurut Ketua Umum PP Muslimat NU itu, peran Pesantren Digipreneur Al Yasmin ini didukung dengan berkembangnya kalangan profesional yang sangat luar biasa di lingkungan NU, sehingga dakwah lisan dan dakwah berbasis kitab akan berkembang lebih luas.
 
"Saya katakan Pesantren Digipreneur ini akan dapat menjadi kafetaria sistem dalam dakwah bil mal, karena pesantren ini akan menjadi pertemuan pemikiran yang berlanjut dalam pertemuan programatik, lalu berkembang menjadi pertemuan jejaring dalam perekonomian," katanya.
 
Bahkan, pertemuan jejaring itu akan mampu menata pengembangan UMKM menjadi mikro menjadi kelas tengah, menjadi besar dan menjadi 'potensi pasar'.

"Nanti bisa masuk dalam kerja sama OPOP dengan IDB yang mengembangkan potensi pasar dari negara anggota OKI," ujarnya.
Sementara itu, inisiator Pesantren Digipreneur Al Yasmin Surabaya H Helmy M Noor menyatakan pesantren yang dirintis sejak 2021 dengan keputusan Kemenkumham Nomor AHU-0014731.AH.01.04 itu telah mengadakan kegiatan ngaji, santunan anak yatim, pelatihan dakwah digital, dan bantuan kamera profesional ke beberapa pesantren.
 
"Sekarang, kami siapkan pembangunan pondoknya dengan dana yang masih terkumpul sekitar 50 persen lebih dari kebutuhan. Ke depan akan kami kembangkan tiga program pesantren yakni pesantren mahasiswa, pesantren tematik, dan pesantren tahfidz/TPQ," katanya.
 
Ia menambahkan pesantren mahasiswa untuk mahasiswa bertalenta khusus (public speaking, desain grafis, vocal/musik, dan sebagainya), sedangkan pesantren tematik bersifat pesantren kilat untuk ketrampilan khusus (digital marketing, pertanian digital, konten kreator, media, advertising digital, dan sebagainya).

Baca juga: Kemenperin bina lebih dari 10 ribu Santripreneur sejak 2013
Baca juga: Cetak Entrepreneur dari Kalangan Santri, Holding Perkebunan Nusantara bersama 32 BUMN Lain Tanamkan Pendidikan Wirausaha di Pesantren
Baca juga: Kemenperin gembleng puluhan ribu santri jadi wirausaha industri

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024