"Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan sesegera mungkin untuk mewujudkan gencatan senjata,"
Beijing (ANTARA) - China mengutuk keras serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza bagian selatan pada Kamis (29/2).

"China terkejut dan mengutuk keras insiden tersebut. Kami berduka atas para korban dan menyampaikan simpati kepada mereka yang terluka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing pada Jumat.

Dalam insiden tersebut, saksi mata mengatakan kerumunan warga sipil Palaestina berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk yang melewati pos pemeriksaan militer Israel di Gaza. Namun, kemudian militer Israel melepaskan tembakan ke arah warga sehingga menyebabkan setidaknya 112 orang tewas dan 760 orang lain luka-luka akibat serangan itu.

"China mendesak pihak-pihak terkait, terutama Israel agar segera menghentikan pertempuran, dengan sungguh-sungguh melindungi warga sipil dan memastikan akses terhadap bantuan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih buruk," tambah Mao Ning.

Mao Ning menyebut warga Gaza menderita bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan sesegera mungkin untuk mewujudkan gencatan senjata," tegas Mao Ning.

Negara-negara besar, menurut Mao Ning, harus benar-benar menjunjung tinggi sikap adil dan bertanggung jawab serta dengan sungguh-sungguh memainkan peran konstruktif untuk segera melakukan gencatan senjata.

"China akan terus bekerja sama dengan semua pihak di komunitas internasional untuk mendorong tindakan Dewan Keamanan PBB agar bertanggung jawab dan nyata serta melakukan upaya terus-menerus untuk mengupayakan gencatan senjata dini di Gaza," ungkap Mao Ning.

Mao Ning juga mengatakan cara untuk menghentikan konflik di Gaza adalah menerapkan solusi dua negara sehingga dapat mewujudkan perdamaian dan keamanan jangka panjang di Timur Tengah.

Atas serangan terbaru tersebut, pihak Israel mengklaim sebagian besar korban tewas karena terjatuh akibat berdesak-desakan dalam kerumunan serta tertabrak truk pembawa bantuan.

Militer Israel mengatakan beberapa warga Palestina berupaya mendekati titik pos pemeriksaan Israel yang dilewati truk pembawa bantuan. Untuk menghentikan mereka, pasukan yang berjaga memberi tembakan peringatan dan menembak ke arah kaki warga Palestina yang tidak berhenti berjalan menghampiri pos Israel itu.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang.

Setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan sebanyak 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Perang Israel menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak bahkan hancur, menurut PBB.

Israel digugat atas tindakan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pengadilan itu pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan yang menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca juga: Serang warga Palestina tunggu bantuan, Jerman desak penjelasan Israel
Baca juga: AS desak serangan ke warga Gaza yang menunggu bantuan diselidiki
Baca juga: Aljazair minta pertemuan mendesak DK PBB bahas serangan Israel terbaru

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024