Wellington (ANTARA) - Sektor pariwisata telah berkembang menjadi penghasil ekspor terbesar kedua di Selandia Baru, menghasilkan 3,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara itu, demikian disampaikan Menteri Pariwisata Selandia Baru Matt Doocey pada Kamis (29/2).

Neraca Satelit Pariwisata (Tourism Satellite Account/TSA) departemen statistik Stats NZ menunjukkan betapa kuatnya pemulihan pariwisata pascapandemi, dengan total belanja pariwisata di Selandia Baru mencapai 37,7 miliar dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp9.579) atau setara 23,02 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.715) untuk periode tahun yang berakhir pada Maret 2023.

Angka tersebut meningkat 10,7 miliar dolar Selandia Baru atau 6,53 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya.

Data menunjukkan bahwa setelah perbatasan dibuka kembali sepenuhnya, arus pariwisata Selandia Baru mulai kembali normal dengan pengunjung internasional dari lebih banyak negara berbondong-bondong datang, yang disertai dengan peningkatan pengeluaran yang kuat di sektor layanan perhotelan dan restoran serta pengalaman pengunjung, kata Doocey.
 
   (Xinhua)


Hasil tersebut menunjukkan pentingnya konektivitas internasional bagi perekonomian Selandia Baru, serta mendemonstrasikan pentingnya pariwisata bagi kawasan dan pusat-pusat utama, kata sang menteri

Laporan tersebut menunjukkan bahwa belanja wisatawan mancanegara meningkat sebesar 8,9 miliar dolar Selandia Baru (setara 5,43 miliar dolar AS) menjadi 10,8 miliar dolar Selandia Baru (setara 6,59 miliar dolar AS), dan jumlah pekerja di industri pariwisata melonjak 49,2 persen menjadi 318.000 orang.

"Sebagian besar wilayah mengandalkan pariwisata serta perhotelan dan restoran, yang menciptakan lapangan kerja dan peluang bagi warga Selandia Baru," kata Doocey.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024