Roma (ANTARA News) - Tim pencari pada Minggu (6/10) menemukan puluhan mayat lagi dari kapal penangkap ikan yang tenggelam pada Kamis (3/10) di dekat Pulau Sisilia, Lampedusa, Italia, sehingga jumlah korban yang dikonfirmasi tewas bertambah menjadi 194 orang.

Menurut 155 penyintas, ada 518 pendatang dari Afrika dari Libya di kapal tersebut, yang berarti 169 orang lainnya belum ditemukan.

"Saya melihat rambut seorang perempuan keluar dari jendela kapal, tapi saya tak bisa menjangkau dia, sekalipun saya yakin masih ada sejumlah mayat di dalam kapal tersebut," kata penyelam anggota tim pencarian seperti dilansir stasiun televisi Rai.

"Setiap nyawa manusia yang hilang menambah jumlah korban. Apa yang terjadi tak boleh terulang lagi," kata Menteri Integrasi Italia Cecile Kyenge dalam konferensi pers saat berkunjung ke pulau tersebut pada Minggu.

Kyenge menyebut sebagai "hina" kondisi berdesak-desakan di pusat penampungan imigrasi sementara di Lampedusa yang berkapasitas 800 orang namun telah terlampaui oleh jumlah pendatang perahu.

Menteri Italia Urusan Eropa Enzo Moavero sependapat dengan Kenyenge dan menyatakan Uni Eropa harus bertindak "tanpa menunda-nunda" dan mengambil keputusan "inovatif serta nyata" guna mencegah terulangnya tragedi semacam itu.

Kapal penangkap ikan sepanjang 20 meter yang membawa pencari suaka terutama dari Eritrea dan Somalia, termasuk di antaranya puluhan perempuan dan anak kecil, terbakar dan tenggelam pada Kamis pagi, peristiwa paling akhir yang terjadi setiap tahun di lepas pantai Lampedusa.

Pulau yang berada di wilayah paling selatan Italia itu, berjarak kurang dari 115 kilometer dari Afrika dan telah memberikan upaya pertolongan serta penampungan bagi 30.000 pendatang tahun ini saja.

"Saya berada di sini untuk mencari saudara saya yang berada di kapal tersebut, dan saya mengetahui ia barangkali berada di dalam laut," kata seorang warganegara Eritrea kepada Rai.

"Ia berusaha menemui saya di Swedia, tempat saya telah tinggal sejak saya datang dari Libya naik kapal setahun lalu," katanya.

Ribuan orang telah tewas dalam upaya menyeberangi Laut Tengah di kapal yang berdesak-desakan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Italia.

Perdana Menteri Italia Enrico Letta pekan lalu mengatakan semua korban bencana paling akhir itu telah diberi kewarnagegaraan Italia.

(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013