Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh tim, SO2 di sekitar Kawah Ratu 10,1 ppm. Itu sudah di atas ambang batas normal yang hanya 2 ppm."
Bandung (ANTARA News) - Pos Pengamat Gunung Tangkuban Parahu di Provinsi Jawa Barat mencatat terjadi tiga letusan pada Senin, pertama pukul 07.02 WIB, kedua pukul 12.46 WIB dan ketiga 14.23 WIB.

PVMBG pada Sabtu (5/10) menaikkan status gunung tersebut dari normal ke waspada.

"Benar untuk hari ini ada tiga kali letusan yang terjadi. Namun letusan yang terbesar itu terjadi tadi pagi atau letusan pertama," kata petugas di Pos Pengamat Tangkuban Parahu Ilham Mardikayanta, Senin.

Ia mengatakan, durasi letusan pertama berlangsung sekira 16 menit dengan tremor 50 milimeter dan semburan abunya pun cukup tinggi yakni mencapai 350 meter.

"Sementara untuk letusan yang kedua dan ketiga hari ini jauh lebih kecil dari letusan tadi pagi atau yang pertama. Begitu juga dengan semburan abu yang keluar. Lalu yang ketiga letusan itu keluar dari area yang sama di Kawah Ratu," kata Ilham.

Menurut dia, letusan terjadi pada dua hari sebelumnya secara berturut-turut yaitu pada Sabtu (5/10) dan Minggu (6/10).

"Dari tiga hari itu, letusan terbesar terjadi pada Sabtu kemarin," katanya.

Hingga saat ini, lanjut dia, kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu masih ditutup untuk umum.

Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Tangkuban Parahu Hetty Triastuty menambahkan kandungan SO2 atau sulfur dioksida di sekitar gunung tersebut, terutama di area Kawah Ratu, melebihi ambang batas normal setelah terjadi letusan.

"Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh tim, SO2 di sekitar Kawah Ratu 10,1 ppm. Itu sudah di atas ambang batas normal yang hanya 2 ppm," ujar Hetty Triastuty.

Dikatakannya, angka tersebut adalah hasil pengukuran yang dilakukan pada Sabtu (5/10) sementara kemarin dan hari ini belum dilakukan pengukuran karena letusan terus terjadi dan dinilai berbahaya bagi petugas. (ASJ/N002)

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013