Baghdad (ANTARA News) - Serangkaian ledakan bom mobil dan pemboman pinggir jalan di Baghdad pada Senin malam menewaskan sedikitnya 19 orang, kata sejumlah pejabat.

Lebih dari 80 orang juga cedera dalam ledakan delapan bom mobil dan dua bom pinggir jalan di delapan daerah di dan sekitar Baghdad, kata sumber-sumber itu.

Serangan-serangan itu dilakukan sehari setelah dua pemboman di Baghdad, termasuk seragan bunuh diri terhadap peziarah Syiah, menewaskan 14 orang.

Wartawan AFP mendengar salah satu ledakan di Baghdad pusat, yang disusul kemudian dengan sirine kendaraan darurat.

Sepanjang bulan ini sudah lebih dari 190 orang tewas dalam serangan-serangan yang meningkat di Irak, yang dikhawatirkan akan mengarah pada kembalinya kekerasan sektarian Sunni-Syiah seperti pada 2006--2007 yang menewaskan puluhan ribu orang.

Kekerasan Senin itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah mencapai lebih dari 4.900 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni, demikian AFP.

(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013