Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) terkait minyak kelapa sawit (CPO) sebelum kerangka baru benar-benar dijalankan.
     
"Kita masih punya banyak PR seperti melakukan pembuktian riset-riset kalau CPO tidak merusak lingkungan," kata Hatta dalam jumpa pers di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Selasa.
     
Selain itu, produk-produk tersebut harus benar-benar dibuktikan mampu menaikkan taraf hidup rakyat dan membantu pembangunan pedesaan.
     
"Sebenarnya sawit sudah terbukti meningkatkan GDP masyarakat, terutama di pedesaan," kata Hatta.
     
CPO dan beberapa produk agro Indonesia tidak berhasil tembus Environmental Goods (EG) List APEC  karena waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan negoisasi ulang, maka Indonesia mengusulkan inisiatif baru guna memperjuangkan CPO.
     
Inisiatif baru bernama Promoting Products with Contribute to Sustainable and Inclusive Growth through Rural Developmnet and Poverty Alleviation diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi produk-produk tersebut untuk turut ambil bagian dalam perdagangan dunia.
     
Inisiatif yang sebenarnya paralel dengan EG List itu diharapkan dapat menurunkan tarif hingga lima persen, dengan tenggat waktu yang sama dengan pemberlakuan tarif EG List yakni 2015.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013