Kami mau menjaga harga telur lokal, karena telur dari luar itu dijual dengan harga Rp65 ribu ke bawah.
Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua (Pemprov) Papua melalui Dinas Peternakan dan Perkebunan setempat meningkatkan pengawasan masuknya telur ayam ras dari luar daerah ke Bumi Cenderawasih, dikarenakan kebutuhan telur lokal mulai terpenuhi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Papua Debora Salosa, di Jayapura, Selasa, mengatakan kini jumlah peternak ayam ras petelur lokal cukup banyak dan produksinya juga mencapai 80 persen dari total kebutuhan konsumsi masyarakat.

“Kami akan menghitung dengan cermat jumlah produksi telur lokal dan kebutuhan, namun yang jelas hitungan sementara stok telur lokal cukup untuk memenuhi 80 persen kebutuhan konsumen,” katanya pula.

Menurut Debora, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pemprov Papua telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatur jumlah pasokan telur luar daerah ke Papua, misalnya dalam sebulan distributor mendatangkan telur sebanyak 3.600 ikat, namun kini dikurangi menjadi 1.000 ikat saja.

“Jadi dengan adanya SK ini merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk melindungi peternak lokal agar bisa berkembang sehingga pendapatan dan kesejahteraannya meningkat,” ujarnya lagi.

Pihaknya meminta agar para distributor telur juga diminta bekerjasama dengan peternak lokal, sehingga tidak mengalami kerugian dari kedua belah pihak.

Kabid Perdagangan Dinas Perindagkop Papua Herman Bleskadit mengatakan kondisi surplus telur luar daerah berdampak peternak lokal mengalami kerugian.

“Kami mau menjaga harga telur lokal, karena telur dari luar itu dijual dengan harga Rp65 ribu ke bawah,” katanya pula.
Baca juga: DPKP: Hasil tani-peternakan Biak pasok kebutuhan warga antarkabupaten
Baca juga: Pelaku usaha ternak OAP berperan jaga inflasi daerah


Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024