Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan bahwa nikel Indonesia akan selalu diminati dan menjadi komoditas yang atraktif dan menarik bagi para investor.

“Nikel masih menjadi cerita untuk Indonesia, segala macam sumber daya alam kita bagus jadi ke depannya masih jadi sektor yang atraktif dan menarik buat investor,” kata Oki kepada wartawan di sela-sela Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa.

Adapun terkait ukuran perusahaan, menurut dia, akan sangat dipengaruhi oleh ukuran pasar. Ketika pasar nikel global sedang berkembang, perusahaan-perusahaan nikel di Indonesia akan merasakan manfaatnya.

Ia juga menekankan bahwa fundamental perusahaan tetap menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan. Perusahaan-perusahaan dengan skala yang besar dan fundamental yang kuat akan lebih mampu bertahan dan berkembang.

Perdebatan sengit masih mewarnai tentang penggunaan baterai NMC (nickel manganese cobalt) dan LFP (lithium ferro phosphate) dalam produksi kendaraan listrik.

Di satu sisi, baterai NMC menawarkan kepadatan energi lebih tinggi, memungkinkan jarak tempuh lebih jauh. Di sisi lain, baterai LFP unggul dalam hal stabilitas, keamanan, dan biaya produksi.

Peningkatan popularitas baterai LFP, yang bebas nikel, menimbulkan kekhawatiran tentang prospek nikel Indonesia di pasar global mengingat Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

Kekhawatiran ini diperkuat dengan fakta bahwa beberapa kendaraan listrik yang didistribusikan di Indonesia menggunakan baterai LFP.

Namun, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Jumat (1/3) lalu, menyatakan bahwa nikel Indonesia akan selalu diminati karena baterai berbahan nikel memiliki kepadatan lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik, dan sangat dibutuhkan di negara-negara empat musim khususnya saat musim dingin.

“Jangan khawatir mengenai industri nikel Indonesia, terlepas kita banyak yang pakai LFP atau enggak apalagi pasar kita kecil, nikel kita akan selalu digunakan, baik untuk material baterai maupun stainless steel,” ucap Rahmat.

Baca juga: Menko Luhut ungkap sumber litium jumbo ditemukan di Indonesia
Baca juga: Vale Indonesia targetkan produksi 70,8 ribu ton nikel di 2024
Baca juga: Indonesia ditargetkan jadi negara industri baterai kendaraan terbesar

 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024