...itu manusiawilah."
Medan (ANTARA News) - Satu warga Kabupaten Dairi tertembak ketika berunjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum setempat di Sidikalang, Selasa, ketika ingin mempertanyakan dugaan adanya penggandaan surat suara yang akan dipergunakan dalam pemilihan kepala daerah.

Sumber Antara di Sidikalang yang dihubungi dari Medan, Selasa sore mengatakan, warga yang tertembak dalam unjuk rasa tersebut bernama Tamrin Manik.

Penembakan tersebut berawal ketika seratusan warga berupaya untuk meminta penjelasan mengenai adanya dugaan penggandaan suara yang telah dicoblos pihak tertentu.

Personel kepolisian yang berada di tempat berupaya menenangkan pengunjuk rasa dan mengupayakan agar dapat berdialog dengan anggota KPU Dairi.

Namun setelah ditunggu sekian lama, tidak ada anggota KPU yang datang untuk berdialog dan menjelaskan masalah sehingga pengunjuk rasa memaksa untuk masuk.

Upaya paksa yang dilakukan pengunjuk rasa tersebut dihadang personel kepolisian sehingga terjadi kerusuhan. "Akhirnya ada yang tertembak. Namun sudah dibawa ke RSUD Sidikalang," katanya.

Kasubbid Pengelola Informasi dan Data Bidang Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan yang dihubungi Selasa malam, membenarkan adanya penembakan tersebut.

Menurut dia, penembakan tersebut terjadi ketika sejumlah orang berupaya mendorong pintu kantor KPU yang dijaga personel kepolisian untuk mencuri surat suara cadangan yang ada.

Setelah surat suara tersebut didapatkan massa, personel kepolisian yang terdiri atas Satuan Brimob Polda Sumut dan Satuan Pengendali Massa Polres Dairi berupaya menangkap massa yang mencoba melarikan.

Dalam upaya mengamankan kembali surat suara tersebut dan menangkap massa yang mengambil logistik pilkada itu, satu orang tertembak.

"Sekarang sedang dirawat di RSU Dairi," katanya tanpa menyebutkan nama warga yang tertembak itu.

Anggota KPU Dairi Asal Padang yang dihubungi mengaku tidak mengetahui adanya warga yang tertembak ketika melakukan unjuk rasa pada Selasa siang tersebut.

"Saya memang mendengar adanya suara letusan, tetapi tidak tahu kalau ada yang tertembak," katanya.

Mengenai penggelembungan surat suara atau adanya surat suara yang telah dicoblos, Asal Padang memastikan tuduhan tersebut tidak benar.

Meski demikian, pihaknya tidak membantah jika ada beberapa surat suara yang berlebih ketika didistribusikan ke panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS).

"Namun jumlahnya tidak signifikan. Mungkin ketika dilipat, ada petugas yang khilaf sehingga berlebih satu atau dua surat suara, itu manusiawilah," katanya. (I023/Z002)

Pewarta: Irwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013