Banda Aceh (ANTARA) - Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mencatat angka deforestasi (penggundulan hutan) Aceh dalam sembilan tahun terakhir sejak 2015 sampai 2023 mengalami tren penurunan.

"Kehilangan tutupan hutan mengalami tren positif, menurun dalam sembilan tahun terakhir," kata Manager GIS Yayasan HAkA, Lukmanul Hakim di Banda Aceh, Selasa.

Ia merinci berdasarkan data yang dimiliki, kehilangan tutupan hutan Aceh pada 2015 seluas 21.056 hektare, 2016 seluas 21.060 hektare, pada 2017 turun menjadi 17.820 hektare, 2018 menurun lagi menjadi 15.071 hektare.

Baca juga: DLHK terapkan 9 langkah cegah deforestasi hutan Aceh

Pada 2019 seluas 15.140 hektare, 2020 seluas 14.759 hektare, tahun 2021 kembali turun menjadi 9.028 hektare, 2022 naik sedikit di angka 9.384 hektare, dan 2023 turun lagi menjadi 8.906 hektare.

"Hasil interpretasi HAkA hanya menghitung hutan yang hilang, belum termasuk hutan yang tumbuh kembali," ujarnya.

Lukmanul menyampaikan kehilangan tutupan hutan seluas 8.906 hektare sepanjang 2023, juga terjadi di dalam kawasan ekosistem leuser (KEL) seluas 4.854 hektare.

Kemudian, berdasarkan pantauan dan analisis dari citra satelit serta data glad alert dari global forest watch, sebanyak 50 persen aktivitas penggundulan hutan terjadi di area penggunaan lain (APL), mencapai 4.422 hektare, sisanya terjadi dalam kawasan hutan.

Hasil interpretasi HAkA, aktivitas deforestasi dalam kawasan hutan paling tinggi berada di wilayah hutan lindung, yakni mencapai 1.598 hektare, 1.574 hektare di hutan produksi, dan 832 hektare di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil.

"Jika dirinci, kegiatan deforestasi paling tinggi pada 2023, terjadi di Kabupaten Aceh Selatan dengan luas hutan yang hilang mencapai 1.854 hektare," katanya.

Namun, kata Lukmanul, persentase tutupan hutan di Aceh masih menjadi yang terbaik di Sumatera dan menduduki peringkat ke-9 di Indonesia pada 2022, karena luas hutan lahan mineral dan rawa gambut yang tersebar di bagian barat Aceh Selatan.

"Sebanyak 55 persen hutan kita masih luas dibanding rata-rata hutan di Indonesia, luas hutan kita masih di atas rata-rata nasional," ujarnya.

Baca juga: Haka: Deforestasi gerus tutupan hutan Suaka Margasatwa Rawa Singkil

Baca juga: Walhi: Penyusutan hutan Aceh capai 35 ribu hektare


Walaupun tren penggundulan hutan di Aceh menurun, tambah Lukmanul, kejadian bencana justru meningkat pada 2023. Berdasarkan data BPBD, kejadian bencana di tanah rencong paling tinggi di Sumatera. Sejak 2019, tercatat 3.814 kejadian bencana di Aceh.

"Ini hal yang bertolak belakang, seharusnya dengan hutan paling tinggi, minim potensi terjadinya bencana," kata Lukmanul.

Sementara itu, Sub Koordinator Inventarisasi Perencanaan Hutan DLHK Aceh Dedek Hadi menyampaikan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah kegiatan deforestasi hutan di Aceh.

"Kami mengembangkan sistem monitoring dan kemitraan, peringatan dini, smart patrol untuk mengatasi masifnya kegiatan deforestasi," kata Dedek Hadi.

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024