Kabupaten Bandung Barat (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi dukungan dana siap pakai (DSP) senilai Rp250 juta untuk percepatan penanganan bencana pergerakan tanah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan pemberian dana bantuan tersebut digunakan untuk fase pertolongan penanganan bagi warga yang terdampak pada status masa tanggap darurat.

“Untuk operasional awal, kami juga menyerahkan kepada Pak Bupati. Harapannya warga yang terdampak ini tidak terlalu lama tinggal di pengungsian,” kata Suharyanto dalam keterangan resmi di Bandung, Rabu.

Baca juga: BNPB relokasi 28 rumah terdampak pergeseran tanah di Bandung Barat

Selain itu, BNPB juga menyalurkan dukungan peralatan logistik kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berupa makanan siap saji 250 paket, sembako 250 paket, biskuit protein 250 paket, hygiene kit 250 paket, matras 250 lembar, selimut 250 lembar, air mineral 250 dus, tenda pengungsi dua unit, tenda keluarga 50 unit dan kasur lipat 100 unit.

Lebih lanjut, Suharyanto menyampaikan fokus utama saat ini adalah bagaimana memastikan kebutuhan dasar warga terdampak dapat terpenuhi dengan baik saat masa tanggap darurat.

“Saat ini masih dalam tahap tanggap darurat. Ada 192 warga yang mengungsi. BNPB memberikan bantuan untuk memastikan para pengungsi ini terpenuhi kebutuhan dasarnya,” kata dia.

Ia menjamin 192 korban bencana pergerakan tanah yang rumahnya hancur akan mendapatkan dukungan biaya menyewa tempat tinggal sementara.

"Namanya dana tunggu hunian (DTH). Nominal yang diberikan untuk setiap keluarga terdampak senilai Rp500 ribu," katanya.

Masing-masing dari ratusan korban pergerakan tanah ini tersebar di Kecamatan Rongga (Desa Cibedug, Cibitung) dan beberapa desa di Kecamatan Cipongkar, Kabupaten Bandung Barat.

Baca juga: BNPB: Korban pergerakan tanah Bandung Barat dapat biaya sewa sementara

Baca juga: Pemprov Jabar salurkan bantuan ke korban pergerakan tanah di Bandung


"Pemberian biaya sewa hunian sementara ini meringankan mereka. Pemberian berlaku sampai rumah para korban selesai direlokasi," kata dia.

Hingga saat ini BNPB mencatat sebanyak 28 rumah yang harus direlokasi dan 40-50 rumah yang terancam direlokasi, karena berada di zona merah rawan pergerakan tanah.

"Untuk yang langsung harus direlokasi ada 28 rumah. Tetapi, ada potensi sebanyak 40-50 rumah penduduk yang harus direlokasi ke tempat yang baru,” kata dia.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024