"Kami di USDA sangat bangga dan senang menjadi mitra PLN dan bersama-sama merayakan kelanjutan kemitraan yang akan meningkatkan kerja sama sektor energi di antara negara-negara anggota ASEAN sekaligus membangun hubungan sektor energi yang lebih kuat antara Amerika Serikat dan bagian dunia yang dinamis ini," kata Direktur USTDA Enoh T. Ebong saat acara penandatangan MoU tersebut di Jakarta, Rabu.
Ebong mengatakan bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang yang kuat, selain merencanakan hari ini untuk kebutuhan masa depan. "Kami hadir hari ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki perekonomian yang berkembang pesat," katanya.
Menurut Ebong, mungkin tidak ada investasi yang lebih penting dalam metode ini selain energi ramah lingkungan yang dapat diandalkan.
"Inilah sebabnya Amerika sangat senang sekali bisa bermitra dengan PLN. Kami bangga mengumumkan pendanaan USTDA untuk pengembangan 2 proyek transmisI listrik yang akan menghubungkan Indonesia dan Malaysia dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN," katanya.
USTDA adalah badan persiapan proyek luar negeri pemerintah Amerika Serikat yang memiliki misi ganda yang mencakup pengembangan infrastruktur berkelanjutan berkualitas tinggi di negara mitra seperti Indonesia dan Malaysia.
Pada saat yang sama, USTDA diberi mandat untuk bekerja sama dengan industri untuk memberikan teknologi dan solusi terbaik bagi proyek-proyek yang didukungnya. Sejak didirikan pada 1992 USTDA telah mendukung lebih dari 100 kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dan lebih dari 30 di Malaysia.
"Kami juga mendukung proyek infrastruktur lintas batas seperti saat ini. Kami dengan senang hati mendanai studi kelayakan yang akan mendukung pengembangan 2 jalur transmisi antara Indonesia dan Malaysia. Jalur pertama akan menghubungkan Sumatera, Indonesia ke Semenanjung Malaysia dan yang lainnya akan menghubungkan Kalimantan, Indonesia ke Saban, Malaysia,".
Jalur transmisi ini, kata Ebong, akan memfasilitasi pembagian sumber daya energi antar negara tetangga. "Keduanya juga akan meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara sekaligus mendukung integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo menuturkan bahwa masyarakat pada saat ini sedang menghadapi ancaman serius dan perlu dilakukan penurunan emisi gas rumah kaca.
Darmawan menambahkan bahwa tiga tahun lalu pihaknya telah meluncurkan emisi Net Zero pada 2060.
“3 Tahun yang lalu kami merancang ulang perencanaan ketenagalistrikan nasional menjadi yang paling ramah lingkungan dalam sejarah Indonesia. Saat ini kami sedang dalam proses merancang perencanaan ketenagalistrikan nasional untuk memastikan bahwa nol emisi pada tahun 2060 tidak hanya akan tercapai, namun juga akan tercapai lebih cepat," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ASEAN Center for Energy (ACE) Nuki Agya Utama mengatakan bahwa pertemuan hari ini menandai tonggak penting dalam memajukan sektor energi kawasan ASEAN.
"Penandatanganan perjanjian rencana antara UTSDA dan PLN menggarisbawahi komitmen kami untuk meningkatkan jaringan listrik ASEAN," katanya.
Lebih lanjut Nuki mengatakan pengembangan inisiatif ini termasuk bagian penting dari studi kekuatan lintas batas dalam hubungan antara Indonesia dan Malaysia.
"ACE bangga menjadi bagian dari kolaborasi ini, yang selaras dengan misi kami untuk mempercepat konektivitas dan keberlanjutan di antara negara-negara anggota ASEAN. Meningkatkan konektivitas ASEAN merupakan hal mendasar bagi pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan integrasi regional," katanya.
Baca juga: AS beri hibah studi pembangunan kabel bawah laut wilayah terpencil RI
Baca juga: AS dorong pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu di NTB
Baca juga: AP II dan USTDA jajaki kerja sama pengembangan Bandara Soetta
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024