Sragen, Jateng (ANTARA) - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mulai memasuki panen raya padi dengan rata-rata produksi di kisaran tujuh ton per hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari di Sragen, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan panen padi Sragen akan berlangsung terus-menerus hingga April 2024.

"Mulai akhir Februari dan diperkirakan sampai dengan awal April panen terus. Puncak panen ini, semuanya panen secara bersamaan," katanya.

Meski demikian, ia belum dapat memastikan produksi panen sejauh ini.

"Hanya saja kalau di Sragen hampir sama produksinya, sekitar 6,7-7 ton/hektare. Ini tergantung dari kecukupan air dan kecukupan pupuk," katanya.

Di sisi lain, menurut dia, saat ini sudah ada beberapa daerah yang selesai panen dan ada yang sudah mulai menanam padi.

"Yang terakhir panen nanti paling di daerah Masaran, soalnya kan kemarin agak terlambat tanamnya," katanya.

Disinggung mengenai pengaruh panen terhadap penurunan harga beras di pasaran, pihaknya belum dapat memastikan mengingat daerah yang sedang panen raya baru di Kabupaten Sragen.

"Saya kira masih fluktuatif harganya, mungkin kabupaten lain juga menunjang. Sragen saja tidak bisa menjadi tolok ukur harga beras secara umum. Kalau sekarang kan masih di kisaran Rp14.000-15.000/kg," katanya.

Sementara itu, terkait dengan cuaca ekstrem juga menjadi kendala bagi petani. Jika kurang penanganannya, maka berpotensi hasil panen akan buruk.

"Jelas berpengaruh ke lahan, biasanya panas, hujan, panas, hujan, sehingga pengendalian hama harus lebih ekstra. Kalau tidak dikendalikan banyak hama, makanya harus ekstra, biaya operasionalnya akan bertambah," katanya.

Baca juga: Presiden resmikan sentra penggilingan padi modern Bulog di Sragen
Baca juga: Presiden perintahkan Bulog serap gabah petani sebanyak-banyaknya

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024