Kairo (ANTARA News) - Seorang pembom bunuh diri menabrakkan mobilnya ke sebuah pos pemeriksaan militer di Semenanjung Sinai, Mesir, Kamis, menewaskan empat prajurit dan seorang polisi, kata beberapa pejabat keamanan kepada AFP.

Tiga prajurit lain cedera dalam serangan tersebut, yang dilakukan terhadap pos pemeriksaan Al-Reesa, sebelah selatan kota El-Arish, Sinai Utara, kata pejabat-pejabat itu.

Serangan-serangan terhadap prajurit dan polisi meningkat setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohamed Morsi pada 3 Juli dan penumpasan dilakukan terhadap pendukungnya dan anggota Ikhwanul Muslimin kubunya.

Militan melancarkan serangkaian serangan berani pekan ini, setelah sedikitnya 57 orang tewas dalam bentrokan-bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Morsi pada Minggu, sebagian besar di Kairo.

Senin, tiga orang tewas dan sekitar 50 cedera ketika sebuah bom mobil meledak di luar kantor keamanan di Al-Tur, ibu kota Sinai Selatan.

Di kota Ismailiya, Terusan Suez, orang-orang bersenjata membunuh enam prajurit dalam serangan terhadap patroli militer.

Di Kairo, penyerang tak dikenal menembakkan granat roket, yang mengakibatkan satu piringan satelit komunikasi rusak.

Kairo dilanda bentrokan-bentrokan sengit yang umumnya terjadi di sekitar Lapangan Tahrir, pusat pemberontakan 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohamed Morsi pada 3 Juli.

Penumpasan militan yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.

Kekacauan meluas sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.

Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza.

Militan di Sinai, sebuah daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza, menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli.

Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013