Jakarta (ANTARA) - Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Ariawan Gunadi mengapresiasi kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Australia mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Salah satu nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani terkait dengan pengembangan ibu kota antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan Otorita Ibu Kota Canberra Australia (The National Capital Authority of The Commonwealth of Australia).

"Melalui MoU ini, Indonesia dan Australia dapat memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan, memperhatikan dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan kota-kota besar," kata Ariawan dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT Khusus ASEAN-Australia 2024 di Melbourne, Australia pada 4-6 Maret.

Selama berlangsungnya kegiatan KTT Khusus ASEAN-Australia, Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk memperkuat kerja sama bilateral kedua negara.

Selain itu, juga dilakukan penandatanganan MoU tentang kolaborasi kendaraan listrik. Penandatanganan itu akan menguatkan dan mengokohkan pembangunan infrastruktur dan industri kendaraan listrik di kedua negara.

Langkah tersebut mencakup pembentukan sebuah komite bersama (joint steering committee) yang bertugas mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya-upaya kolaboratif serta menyusun rencana kerja yang detail (comprehensive work plan) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

"Melalui MoU ini, diharapkan terjadi sinergi yang kuat antara kedua negara dalam mempercepat adopsi teknologi kendaraan listrik serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam sektor ini," ujar Ariawan.

Kemudian, juga disepakati adanya penguatan kerja sama di sektor keuangan melalui pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney, Australia.

Pembukaan kantor BNI di Sydney akan meningkatkan aksesibilitas dan koordinasi dalam hal keuangan antara kedua negara. Dengan hadirnya kantor BNI di Sydney, akan tercipta kemudahan bagi para pelaku bisnis dan individu untuk mengakses layanan keuangan Indonesia secara lebih langsung.

Guru Besar Universitas Tarumanagara (Untar) itu mengharapkan keberadaan kantor perwakilan tersebut dapat memperkuat jaringan kerja sama antara lembaga keuangan di Indonesia dan Australia, memungkinkan pertukaran informasi dan praktik terbaik dalam pengelolaan keuangan.

Lebih lanjut, Ariawan mengatakan pertemuan tersebut juga dapat memperluas akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang (fair trade).

"Indonesia dan Australia merupakan mitra dagang strategis dan telah menandatangani IA-CEPA atau Indonesia-Australia Comprehensive Partnership Agreement. Hal ini terlihat dari banyaknya volume perdagangan daging dari Australia dan volume ekspor migas ke Australia. Namun, kerapkali terdapat ketidakseimbangan dalam perdagangan ini yang perlu diperhatikan antar kedua negara," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Ariawan, diperlukan kebijakan perdagangan yang adil dan seimbang antara kedua negara untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak.

Sementara di sektor pendidikan dan kebudayaan, Ariawan melihat banyaknya pemuda Australia yang berkunjung dan belajar di Indonesia untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia melalui skema New Colombo Plan.

"Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk tidak hanya memperdalam pemahaman terhadap kebudayaan Indonesia, tetapi juga untuk mempelajari bahasa Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Australia siapkan dana hibah dukung kapasitas kesehatan di Maluku
Baca juga: Australia dukung Indonesia perkuat ketahanan perbankan terhadap iklim
Baca juga: Menlu RI-Australia bahas kerja sama transisi energi

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024