Surabaya (ANTARA) - Belasan siswa-siswi dari Akademi "Perang Udara" USAF (Angkatan Udara/AU Amerika Serikat), mengunjungi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Kamis.

Pada pagi harinya, pimpinan Kantor Perwakilan Taiwan atau "Taipei Economic and Trade Office (TETO)" di Surabaya juga mengunjungi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).

Dalam kunjungan itu, delegasi Akademi AU AS (USAF) dipimpin Prof AWC Steven F Burgess selaku ketua delegasi, sedangkan Perwakilan Taiwan dipimpin Director General TETO Surabaya, Isaac Chiu.

Saat menerima kedua kunjungan itu, Sudjak didampingi Bendahara MAS H Soedarto; Kasie Usaha, Agoes Suroso; Kasi Pengamanan, Hendro Tjahjono; Kasie Sosial dan Remaja Masjid, Gana Hascarya; Kasie Ibadah dan Dakwah, Choliq Idris; Kasie Perencanaan H Bambang Oni; Anas Feri (sekuriti); dan M Habib (tim media digital/IT).

"Kami berkunjung ke Indonesia, termasuk ke Masjid Al-Akbar ini, untuk mengenal masyarakat dan budaya di Indonesia. Intinya, kami ingin hubungan yang semakin baik antara Indonesia dan Amerika," kata Prof AWC Steven F Burgess.

Didampingi Pejabat Politik dan Ekonomi Konjen AS di Surabaya Clint Shoemake, Prof Steven F Burgess menjelaskan pihaknya juga ingin mengenal kegiatan MAS dan rencana kegiatan menyambut Ramadhan.

Menanggapi hal itu, Ketua BPP MAS, Dr KHM Sudjak MAg, menyatakan gembira mendapat kehormatan atas kehadiran belasan siswa-siswi Akademi "Perang Udara" USAF di MAS.

"Kami berharap silaturahmi ini bisa terjalin lebih akrab lagi, bukan hari ini saja. Kami sebagai pengurus Masjid Al-Akbar bersikap netral, kami menghargai perbedaan internal Islam dan perbedaan eksternal dengan non Islam. Kami menerapkan Islam yang Rahmatan lil Alamin, Islam yang ramah dan menghormati," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menerima dan menghormati tamu yang berbeda agama, baik tamu dari dalam negeri maupun luar negeri, karena itu banyak yang bertamu dari Taiwan, Jepang, dan negara-negara Islam.

"Tidak hanya ramah agama dan lingkungan, kami di Masjid Al-Akbar juga ramah dengan segala usia, karena itu ada pendidikan KB/RA, TK, MI, MTs untuk anak-anak, ada Majelis Subuh Generasi Z Islami untuk milenial dengan penceramah dengan follower cukup tinggi. Untuk lansia ada kajian Al-Qur'an dan pengajian ibu-ibu," katanya.

Sudjak menambahkan pihaknya juga bekerja sama dengan NU, Muhammadiyah, dan MUI dalam dakwah, asalkan pendakwah yang diundang dari mereka itu bisa merangkul atau Islam Rahmatan lil Alamin.

"Di sebelah masjid ini juga ada gereja, kami sering saling pinjam lokasi parkir kalau ada acara besar. Jadi, kami menerapkan saling toleransi, moderasi, dan sama-sama mencintai NKRI," katanya.

Baca juga: Menteri Kedutaan Jepang di Indonesia Kunjungi Masjid Al Akbar Surabaya

Hal yang sama disampaikan Sudjak saat menerima kunjungan Director General TETO Surabaya, Isaac Chiu, yang didampingi Deputy Director TETO Surabaya, William Jiang; Secretary TETO, Henny; General Affair, Eka; dan Intership, Nur Mujahadah Khoiriyah.

"Kami senang mendapat kunjungan yang dapat membangun silaturahmi dan kerja sama antara Masjid Al-Akbar dengan Pemerintah Taiwan," kata Sudjak.

Dalam kesempatan itu, Director General TETO Surabaya, Isaac Chiu, menyatakan kedatangannya ke MAS untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan saling menghormati antar-agama di Indonesia dan Taiwan.

"Di Taiwan juga ada masjid besar seperti Masjid Al Akbar. Juga ada 350 ribu pekerja migran Indonesia, 18 ribu pelajar Indonesia, dan bahkan 30 ribu masyarakat asing dari Indonesia di Taiwan," katanya.

Oleh karena itu, Isaac Chiu mengundang Ketua BPP MAS Sudjak untuk berkunjung ke Taiwan guna bertemu dengan pengurus masjid nasional, badan dialog, migran Indonesia, museum nasional, dan sebagainya.

"Dengan berkunjung akan tahu bahwa di Taiwan tidak ada masalah agama, negara kami memberi kebebasan dalam agama, bahkan saling menghormati antar-agama, nanti akan tahu bahwa hubungan antar-agama di negara kami yang cukup bagus," katanya.

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024