Kita juga melaksanakan program pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan wisata alam
Tabalong, Kalsel (ANTARA) - Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Kalimantan dan UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan mendukung Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Ekowisata Riam Kinarum mengembangkan ekowisata dan usaha perhutanan sosial.

Kepala Bidang Pemanfaatan Hutan UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Tabalong Ahmad Aidil Fahrullaji di Tabalong, Kalsel, Kamis, mengatakan dukungan tersebut berupa bantuan sejumlah tenda.

"Bantuan ekonomi produksi yang diberikan berupa peralatan pendukung seperti tenda bagi pengunjung tempat wisata," ujarnya.

KPH Kabupaten Tabalong juga melaksanakan program pengembangan wisata alam mencakup Air Terjun Lano (Desa Lano), Goa Liang Tapah (Desa Garagata), Embung dan Batu Timbul (Desa Nalui), Puncak Karamo (Desa Teratau), dan Riam Kinarum (Desa Kinarum).

"Kita juga melaksanakan program pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan wisata alam," kata Aidil.

Baca juga: Kementerian LHK verifikasi perhutanan sosial di Tabalong
Baca juga: KLHK perkuat kesatuan pengelolaan hutan guna dongkrak nilai ekonomi


Selain itu, KPH Tabalong mengembangkan hasil hutan non kayu jenis usaha kopi robusta, kopi liberika, dan wisata alam camping ground di Desa Santu'un, Kecamatan Muara Uya.

Kemudian melakukan pendampingan, peningkatan dan penguatan kelembagaan kelompok tani hutan di wilayah kerja KPH setempat.

Pada 2023, KUPS Ekowisata Air Terjung Lano menerima lima unit tenda, lima unit matras, lima unit sleeping bag Naturehike, lima unit flysheet, 10 buah kursi lipat, lima unit hiken run portabel, dan 10 lampu tenda Naturehike.

Sebelumnya, KPH Kabupaten Tabalong menggulirkan program kemitraan kehutanan dengan masyarakat di sekitar hutan untuk mengembangkan budi daya kopi.

KPH Tabalong menggandeng masyarakat Desa Santu'un Kecamatan Muara Uya untuk mengembangkan tanaman kopi seluas 20 hektare dari total luas lahan yang diizinkan 100 hektare.

Anggota Kelompok Tani Gunung Batuah mengembangkan kopi jenis robusta dan liberika dengan mendatangkan bibit dari Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru melalui skema kemitraan kehutanan sejak 2021.

Masyarakat mampu memproduksi dan memanen kopi sebanyak 300-400 kilogram sekali panen selama sebulan dengan harga kopi robusta kering senilai Rp60 ribu per kilogram dan liberika kering mencapai Rp70 ribu per kilogram.

Baca juga: Menteri LHK dan Delegasi AS kunjungi Perhutanan Sosial Desa Tuwung
Baca juga: Kaltara pacu pencapaian perhutanan sosial hingga 258.776 hektare
Baca juga: KLHK ingatkan kegiatan ekonomi perlu perhatikan kelestarian ekologi

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang dan Herlina Lasmiati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024