Palu (ANTARA News) - Keluarga terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Sulawesi Tengah, yakni Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu, yang berkumpul di Gereja Katolik Santa Maria, kota Palu, bersuka cita menyambut putusan penundaan eksekusi. Nurlin Kasiah (50), istri Fabianus Tibo, yang sebelumnya terlihat tegang menjelang jarum jam menunjukkan pukul 11:50 Wita langsung merangkul kedua putranya, Robertus (29) dan Angki (22), sesaat setelah mendapat kabar penundaan eksekusi dari Pastor Jemy Tumbelaka. Adam Atha (64), paman Dominggus da Silva, sempat bersimpuh di lantai gereja mendapat kabar penundaan eksekusi. Suasana haru juga dirasakan sekitar 300 umat Katolik Palu yang memadati Gereja Santa Maria hingga di halaman gereja. Misa requen (arwah) yang rencananya akan digelar 10 menit sebelum proses eksekusi tembak mati ketiga terpidana dilaksanakan, berubah menjadi doa syukur dipimpin Pastor Jemy Tumbelaka. "Sekitar 15 menit kami berdoa memanjatkan puji atas kebesaran Tuhan," kata Pastor Jemy. Keluarga terpidana mati itu, Jumat malam, sempat mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Petobo Palu guna bertemu dengan Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu, untuk yang terakhir kalinya. Namun, mereka tak dizinkan oleh petugas yang beralasan ketiga terpidana hukuman mati itu sudah diisolasi total menjelang detik-detik pelaksanaan eksekusinya. "Tapi, Tuhan berkehedak lain," ujar Robertus. Keluarga para terpidana yang datang dari Desa Beteleme di Kabupaten Morowali, bertetangga dengan Kabupaten Poso, memilih menginap di pastorial yang berada dalam kompleks gereja. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006