New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan (DK) PBB akhirnya menyetujui dengan suara bulat resolusi damai atas konflik di Lebanon Selatan. Keputusan yang sudah lama dinanti-nanti itu diputuskan pada hari Jumat malam waktu New York, di markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa. Resolusi yang dirancang oleh Perancis, AS dan Inggris itu diharapkan dapat mengakhiri konflik bersenjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon yang telah berlangsung sejak satu bulan lalu. Resolusi itu menyerukan agar Israel segera menarik mundur pasukannya dari wilayah Lebanon Selatan. Pada saat bersamaan PBB akan mengirimkan 15.000 pasukan penjaga perdamaian dan 15.000 pasukan Lebanon ke wilayah tersebut. Resolusi ini memberikan mandat kepada pasukan internasional untuk mempergunakan senjatanya, namun tidak untuk melucuti senjata kelompok Hizbullah. Pasukan PBB yang akan dikirim ke Lebanon Selatan tersebut akan melengkapi pasukan PBB yang sudah terlebih dahulu berada di sana (UNIFIL) yang berjumlah 2.000 tentara. Resolusi ini juga memperpanjang mandat UNIFIL selama satu tahun lagi. Resolusi DK PBB ini juga menghimbau negara-negara lain untuk ikut ambil bagian dalam pasukan internasional di bawah bendera PBB. Yang masih menjadi pertanyaan adalah, pasukan internasional tersebut akan terdiri dari negara-negara mana saja. Sejumlah diplomat yang ikut serta dalam sidang DK PBB seperti yang dilansir harian New York Times mengatakan, Perancis, Australia, Italia, dan Turki adalah sejumlah negara yang diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam pasukan internasional tersebut. Amerika Serikat seperti yang sudah ditegaskan oleh Presiden George W. Bush sebelumnya, tidak akan mengirimkan pasukannya, namun akan membantu dalam bidang logistik. Sekjen PBB, Kofi Annan, akhir pekan ini akan menghubungi pemerintah Lebanon dan Israel untuk membicarakan kapan tepatnya gencatan senjata akan dilakukan. Dalam pidatonya sebelum pemungutan suara dimulai, Annan sempat menyinggung Dewan Keamanan PBB yang begitu lama mengeluarkan resolusi demi mengakhiri konflik bersenjata di perbatasan Lebanon dan Israel.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006