Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menawarkan pembangunan penangkaran buaya muara di kawasan Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam sebagai solusi mengatasi konflik satwa tersebut dengan manusia.
"Ini alternatif solusi yang paling realistis dalam mencegah konflik buaya dengan manusia di daerah tersebut," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga di Lubuk Basung, Jumat.
Ia mengakui pembangunan penangkaran buaya tersebut telah disampaikan kepada Wali Nagari (Kepala Desa) Tiku Lima Jorong, Bamus, tokoh adat, tokoh masyarakat dan lainnya saat rapat koordinasi tindak lanjut kejadian konflik buaya dengan manusia di daerah itu, Kamis (7/3) malam.
Rapat tersebut setelah korban serangan buaya ditemukan pada Kamis (7/4) sekitar pukul 8.30 WIB, malamnya diadakan rapat koordinasi dengan tokoh masyarakat
Sementara Wali Nagari Tiku (Kepala Desa) Lima Jorong Mardios mengatakan rapat koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka mencari solusi konflik buaya yang terjadi di daerah itu.
"Rapat ini untuk membahas solusi penanganan konflik buaya yang sudah berulang kali terjadi di wilayah tersebut. Kita akan segera menghadap bupati dan gubernur dalam waktu dekat untuk membahas pembangunan penangkaran buaya ini," katanya.
"Jika pembuatan kolam sudah rampung, maka kita juga bisa mendesak pihak lain untuk membangun pagar atau sarana lainnya. Kita bakal menyampaikan proposal ke warga Tiku Lima Jorong yang menjadi anggota DPRD Agam," katanya. ***3***
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024